Sunday, August 31, 2014

Di balik frase” LULUSAN TERBAIK”

Hakikat kehidupan bukanlah peristiwa-peristiwa besar, melainkan saat keseharian (A.J. Liem Sioe Siet)

Sekitar jam 13.00 WIB. Kalender menunjukkan waktu itu hari Senin, 19 Mei 2014. Seperti biasa, sebagai Asisten Dosen Pendamping Lapangan (ADPL) KKN, saya sedang piket di kantor LPPM UAJY (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Atma Jaya Yogyakarta). Ya, waktu itu saya ingat betul, saya duduk di sofa berwarna kuning menghadap ke timur, sambil memegang (dan sesekali membaca)buku Campbell jilid 2.Terlihat rajin ya? Itu adalah pertama kalinya saya membuka secara pelan-pelan kitab sucinya anak Biologi setelah 3,8 tahun kuliah. Itu pun terpaksa saya lakukan karena saya harus maju olimpiade ke tingkat nasional di Semarang tanggal 22-25 Mei 2014 setelah kebetulan menang di tingkat DIY.

HP bergetar, ternyata telepon dari Wakil Dekan III Fakultas Teknobiologi, sebut saja Bu Indah Murwani. Perasaan saya tidak enak. Setelah menerima telepon, saya jadi  senang dan panik!! Beliau bilang kalau saya terpilih menjadi lulusan terbaik.  Lantas mengapa saya panik? Saya harus membuat naskah pidato (sambutan) sebagai wakil wisudawan dalam waktu kurang dari 48 jam, di samping saya harus mengurus yudisium, rapat ADPL, mempersiapkan wisuda, dan mempersiapkan olimpiade yang kurang beberapa hari lagi. Semua urusan penting itu punya deadline yang sama. it’s a damn day!!!

Tanggal 20 Mei 2014 jam 21.00 barulah saya mulai mengetik naskahnya, waktu itu saya habis makan malam dengan salah seorang teman saya, ya teman. haha. Beruntunglah masih ada satu teman lagi ikut membantu saya. Ya, saya memang sudah tak berdaya lagi untuk berpikir setelah tenaga saya terforsir seharian. Singkat cerita naskah sudah jadi berkat bantuan kedua teman saya itu.

Saya pulang. Di dalam kamar saya merenung sebentar. Saya bersyukur atas anugerah Allah SWT yang sangat luar biasa, di luar dugaan saya. Saya lulusan terbaik? Apakah saya pantas?

Saya bukan mahasiswa baik-baik (?). Maksud saya, saya bukan tipe mahasiswa ber-IP 4 yang selalu menomorsatukan sisi akademik. Kalo IP saya bagus, itu karena saya beruntung, saya sudah menemukan cara belajar saya yang efektif yaitu sistem SKS. haha. Di kelas, saya memang berusaha memperhatikan dosen, tetapi tak jarang saya tidur di kelas, di samping teman saya yang bermain Plant vs Zombie. Saya akui saya tidak pernah terlambat datang ke kelas dosen-dosen tertentu yang menerapkan sistem kunci pintu.  Saya akui saya rajin ke perpustakaan, tapi itu hanya saat semester 1 saja. Lalu mengapa bisa saya yang terpilih? Masih misteri. Mungkin mereka salah pilih. Bisa jadi. haha

Kembali saya merefleksikan perjalanan kuliah saya. Tahun 2010 saya masuk dengan semua kepolosan dan kendesoan saya. Untunglah, keluarga FTB UAJY menerima mahasiswa baru layaknya keluarga, jadi saya tidak merasa terkucilkan. Semester 1 adalah semester terajin saya. Waktu itu saya masih berorientasi pada nilai A. Bahkan ketika itu, saya kecewa karena ada 1 nilai mata kuliah yang mendapat nilai B. Mulai semester 2, saya teracuni oleh berbagai kegiatan yang diadakan oleh Presidium Mahasiswa (Presma) FTB UAJY, Kelompok Studi Biologi (KSB)UAJY, Forum Komunikasi Mahasiswa Islam (Forkomi) UAJY , dan Komunitas PSSB (Program Seleksi Siswa Berprestasi) UAJY. Awalnya sih hanya asal ikut-ikutan aja, semakin lama saya rasa kok ya saya memang butuh kegiatan-kegiatan semacam ini untuk mengurangi kepolosan dan kendesoan saya tadi.

Tuhan pun memberi jalan, entah bagaimana ceritanya waktu itu, semester 3-4 saya akhirnya menjadi pengurus harian di 3 organisasi (sekretaris di Forkomi, KSB, dan PSSB). Saya rasa waktu itu saya cukup nekat menjadi pengurus harian di 2 organisasi pada periode kepengurusan yang sama disamping saya harus mempertahankan IP bagus agar tetap mendapat beasiswa. Ya tau sendiri lah, penghasilan orang tua saya yang bekerja sebagai penarik becak tak mungkin cukup untuk membayar uang kuliah di UAJY (Universitas Anak Jutawan Yogyakarta). Cukup pontang-panting saya menjalankan tugas organisasi dan tugas kuliah yang semakin berat. Untunglah saya dibantu oleh keluarga yang sangat baik hati, keluarga Ir. Tarsisius Sutaryanto, yang menyediakan tempat tinggal dan fasilitas pendukung kuliah untuk saya.

Semester 5-6, merupakan semester terberat yang saya rasakan. Saya nekat mencalonkan diri sebagai ketua Presma, walaupun sebenarnya aku belum cukup merasa mampu diposisi itu, walaupun akhirnya saya kalah dengan rival sekaligus sahabat saya sendiri dan akhirnya saya menjadi wakilmya. Kegiatan di Presma sangat banyak, membuat saya menghabiskan lebih banyak waktu saya di kampus daripada di rumah. Sampai banyak yang bilang saya ini ayam kampus. Lebih gilanya lagi, saya nekat melamar jadi asisten praktikum yang kerjaannya juga seabreg.  Waktu itu sih motivasinya biar ada uang tambahan buat jajan *salahmotivasi*. Semester 7 saya fokus ke skripsi dan KKN, dengan tetap menjadi asisten praktikum. Setelah selesai penelitian saya bergabung dengan korps ADPL 65 yang masih bertugas hingga bulan Agustus 2014. Belum habis semester 8, saya sudah menyelesaikan studi saya. Ini lebih cepat dari yang saya bayangkan. Sungguh di luar ekspektasi saya!

Lalu apa hubungannya, perjalanan kuliah saya, dengan pencapaian saya sebagai lulusan terbaik, dan quote pak Liem Sioe Siet di atas?

Perjalanan kuliah saya di Atma Jaya sungguh luar biasa melelahkan, saya akui. Dalam keseharian, bekerja keras, beradaptasi, bersosialisasi, bernegosiasi, disiplin, mengatur waktu, mengatur prioritas, dan membangun karakter, ternyata bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Selama 3,8 tahun saya belajar tentang itu dari banyak orang-orang hebat yang saya temui selama kuliah, dan saya merasa itu belum cukup. Saya masih harus terus belajar dan belajar. Pencapaian saya sebagai lulusan terbaik, saya anggap sebagai peristiwa besar dalam hidup saya. Saya yakin ini adalah sebuah kebetulan yang bukan kebetulan. Mungkin Tuhan sedang memberikan hadiah buat saya, atau lebih tepatnya memberikan ujian buat saya, agar saya tidak sombong, agar saya tidak lupa diri. Tetapi saya yakin, dibalik apakah itu hadiah atau ujian, saya yakin sesungguhnya Tuhan sedang memberikan pelajaran, bahwa proses hidup yang baik yang dilandasi dengan ketulusan , akan memberikan hasil yang baik.

Teladan mengenai proses kehidupan telah dicontohkan oleh Bapak A.J. Liem Sioe Siet, salah satu tokoh pendiri Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Perjalanan beliau membangun UAJY sungguh luar biasa. Saya baru membaca separuh dari memoar yang beliau tulis, tetapi saya sudah dapat menyimpulkan bahwa beliau adalah sosok yang selalu mengikuti suara hatinya, sederhana, penuh kejujuran, pemberani dan mempunyai semangat pantang menyerah. Beliau berprinsip bahwa karakter, yang merupakan cerminan diri kita sehari-hari, merupakan kunci kehidupan.

Perjalanan selama 3,8 tahun ini, tidak akan pernah saya lupakan karena ini merupakan titik tolak kehidupan saya. Saya menjadi sadar, seperti yang Pak Liem katakan bahwa kehidupan itu adalah sebuah proses. Perjalanan saya selama 3,8 tahun ini lah yang dinamakan kehidupan, bukan pada saat saya terpilih menjadi lulusan terbaik. Predikat lulusan terbaik hanyalah euphoria sesaat, yang nantinya orang akan lupa, bahkan tidak peduli. tetapi keseharian saya, karakter saya, itulah yang akan semua orang kenang. Ya, itulah hakikat kehidupan!

Sebenarnya, tidak ada yang terlalu istimewa dari lulusan terbaik, yang berbeda hanya selempangnya saja :D

Sambutan ini saya sampaikan pada saat wisuda, yang merupakan salah satu peristiwa  besar dalam hidup saya.

SAMBUTAN WAKIL WISUDAWAN
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Periode III Tahun Akademik 2013/2014
31 Mei 2014



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Selamat pagi dan salam sejahtera

Yang kami hormati,
Koordinator Kopertis Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta
Ketua dan Pengurus Yayasan Slamet Riyadi Yogyakarta
Rektor beserta Para Wakil Rektor
Ketua dan Sekretaris Senat Akademik Universitas
Dekan dan Wakil Dekan Fakultas
Ketua Lembaga, Para Pejabat Struktural, Bapak/Ibu Dosen
Wakil Alumni Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Segenap Karyawan di Lingkungan Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Bapak/Ibu Orang Tua Wali Wisudawan/wati
Rekan-rekan Wisudawan/wati Program Sarjana dan Magister
dan hadirin sekalian yang berbahagia

Alhamdulillah, puji dan syukur tentu kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah di hari bahagia ini. Pertama-tama, izinkan saya berdiri di hadapan Bapak/Ibu dan hadirin semuanya untuk mewakili teman-teman wisudawan/wisudawati menyampaikan sepatah kata sebagai ungkapan kebahagiaan kami.

Hadirin yang kami hormati,
Hari ini, detik ini, berawal dari sebuah mimpi. Mimpi saya, mimpi kami, dan mungkin juga mimpi Bapak/Ibu. Detik ini, seperti yang Anda lihat adalah sebuah realita. Realita yang menyatakan bahwa kami adalah pemenang atau dalam istilah biologi, kami telah lolos dalam survival of the fittest. Tidak menjadi masalah berapapun IPK kami, berapapun waktu studi kami, apapun fakultas kami, tentulah membutuhkan perjuangan yang luar biasa hingga kami bisa sampai pada hari ini, di tempat ini. ”Nobody said it was easy”, begitulah salah satu lirik lagu.
Hari ini, kami patut bersyukur kepada Tuhan yang masih menjaga kami semua dengan segenap impian-impian besar kami tentang masa depan. Kami patut bersyukur atas ketegaran dan keteguhan yang Tuhan sematkan pada diri kami. Atas apa yang dapat kita raih pada hari ini, kami juga patut berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu selama kami berproses. Terimakasih kepada orang tua kami, kepada keluarga kami, kepada pimpinan universitas, kepada pimpinan fakultas, kepada para dosen, kepada segenap karyawan, kepada teman-teman kami dan kepada pihak-pihak yang tak dapat kami sebutkan satu persatu. Secara khusus, saya secara pribadi ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan bagi saya dan mungkin juga beberapa teman lain untuk mendapatkan beasiswa PSSB sehingga kami bisa belajar di bangku kuliah selama 4 tahun secara gratis. Sungguh merupakan keberuntungan dan saya juga mengapresiasi program-program beasiswa di Atma Jaya yang sangat membantu mahasiswa-mahasiswinya dalam kelancaran studinya.

Bapak/ibu dan teman-teman yang berbahagia,
Hari ini adalah tentang masa depan. Pada awalnya kami bagaikan satu sel sperma yang berusaha untuk menemui sel telur. Penuh perjuangan dalam menghadapi halangan dan rintangan, penuh semangat dalam setiap langkah, walaupun terkadang terasa letih, kami tak pantang menyerah, karena ada satu tujuan yaitu hari ini. Hari ini sang sperma telah bertemu sel telur atau dalam kata lain kami ini telah menjadi bayi dalam kandungan ibu. Kami akan memulai kehidupan kami dari awal lagi. Kami akan lahir ke dunia, dan kami harus menghadapi dunia yang baru bagi kami. Kami masih akan tetap belajar dan terus belajar agar kami bisa menjadi manusia dewasa seutuhnya hingga akhirnya kami dapat mengabdikan diri pada masyarakat sesuai dengan semboyan Serviens in lumine veritatis, melayani dalam cahaya kebenaran

Suatu kebanggaan bagi kami dapat bergabung dalam civitas akademika Universitas Atma Jaya Yogyakarta, sebuah universitas yang unik. Di dalamnya kami dapat menemukan nilai-nilai jiwa yang unggul, inklusif, dan humanis yang terintegrasi dalam keseharian kami. Di dalamnya kami dapat bertemu dengan orang-orang hebat. Di dalamnya kami tumbuh, disiram dengan pengetahuan, dipupuk dengan budi pekerti luhur, dirawat dengan cinta kasih dalam semangat keatmajayaan. Di dalamnya kami dapat bermetamorfosis, dari bentuk kami yang seperti kepompong pada semester awal. Kami diolah, dibimbing, dididik dengan sabar oleh Bapak/Ibu dosen dan karyawan. Di semester pertengahan, kami berubah menjadi ulat yang mungkin berbahaya, kami mulai memberontak mengenai kerasnya kehidupan kampus, dengan sabar Bapak/Ibu dosen dan karyawan tetap menjaga kami, memotivasi kami hingga akhirnya saat ini kami menjadi kupu-kupu yang indah, yang dapat membantu bunga-bunga menghasilkan benih-benih kehidupan baru.

Universitas Atma Jaya Yogyakarta, dengan segenap kekurangan dan kelebihannya, kami yakin akan terus berevolusi. Terus menerus berubah dan berkembang, terus menerus melahirkan generasi-generasi penuh energi yang siap digunakan untuk melakukan perubahan-perubahan di negeri ini. Meminjam istilah dari Raymundus Rikang “Negeri ini belum selesai, bahkan tak perlu selesai. Kitalah, sarjana muda yang kaya akan ide dan gagasan yang brilian, saatnya mengambil peran. Kita harus bersiap menginspirasi, membukakan perspektif baru, menyodorkan kesadaran baru, dan menyalakan harapan menjadi lebih terang”.

Hadirin yang berbahagia,
Perjalanan kami menjadi mahasiswa adalah sebuah petualangan.  Perjalanan kami menjadi mahasiswa adalah sebuah cerita yang hebat, yang di dalamnya terdapat tawa, tangis, amarah, rasa puas, kecewa, senang, sedih, dan sebagainya. Perjalanan kami menjadi mahasiswa adalah sebuah kisah yang mengagumkan, yang di dalamnya terdapat jalinan pertemanan yang indah, atau mungkin tidak. Perjalanan kami menjadi mahasiswa adalah sebuah kisah yang penuh konflik. Konflik dengan sesama mahasiswa, konflik dengan dosen, konflik dengan pejabat kampus, atau yang paling sering konflik dengan diri sendiri. Perjalanan kami menjadi mahasiswa adalah sebuah kisah yang penuh rasa syukur. Rasa syukur karena dapat mengenal teman-teman, rasa syukur karena dapat mengenal Bapak/Ibu dosen karyawan, dan rasa syukur karena kami mendapat pendidikan yang mungkin tidak didapatkan orang lain. Perjalanan kami menjadi mahasiswa adalah sebuah kisah yang penuh cinta, yang di dalamnya kami menemukan makna cinta, menemukan orang-orang yang kami cinta. Perjalanan kami menjadi mahasiswa adalah sebuah panutan. Panutan bagi kami untuk menjalani hari-hari selepas sarjana. Untuk kami pakai di dunia kerja nanti. Untuk kami pakai di masa tua nanti.

Saat ini, adalah hari terakhir kami menjadi mahasiswa, segenap permohonan maaf kami sampaikan sebesar-besarnya atas ucapan, keputusan, tindakan, dan perilaku kami yang kurang berkenan bagi Bapak/Ibu selama kami belajar di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Kami juga memohon doa restu kepada bapak ibu agar kita kelak dapat mengemban amanah menjaga nama baik almamater dan menjadi sarjana yang berguna bagi nusa dan bangsa. Untuk teman-teman wisudawan-wisudawati, marilah kita singsingkan lengan baju kita dan terus berdoa untuk kesuksesan karir dan kehidupan kita di masa depan serta untuk kemajuan Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Terimakasih Universitas Atma Jaya Yogyakarta dengan segala kenangan yang ada di sini.
Aku bangga, aku bangga, aku bangga bersamamu, Atma Jaya Yogyakarta


Yogyakarta, 31 Mei 2014
Salam hangat



Astri Asih, S.Si.

Sunday, August 24, 2014

Secarik Cerita Pameran KKN 65 UAJY

Memang manis, manis gula-gula
begitu juga negeri kita tercinta
semuanya ada disini
hidup rukun damai berseri-seri

Ragam umat, umat agamanya
ada Islam, ada Kristen, Hindu, Budha
semuanya ada disini
bersatu di Bhineka Tunggal Ika

Indonesia negara kita tercinta
kita semua wajib menjaganya
jangan sampai kita terpecah belah
oleh pihak lainnya


(Manisnya Negeriku)


Suara merdu dari para sinden dadakan di atas terdengar keras di sekitar Balai Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo dalam acara pameran hasil Kuliah Kerja Nyata 65 Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Acara pameran ini menandai berakhirnya masa KKN dan diadakan sebagai sarana perpisahan dengan warga setempat. Dalam acara pameran ini, ditampilkan berbagai macam produk hasil karya para mahasiswa KKN di 19 pedukuhan di Kecamatan Samigaluh, hiburan rakyat, dan penampilan dari para mahasiswa.


Acara pameran KKN 65 UAJY ini berlangsung selama 1 hari penuh yaitu pada hari Kamis tanggal 24 Juli 2014 bertempat di Balai Desa Pagerjarjo. Acara ini bertema "Bali Desa, Bangun Desa #2". Selain stand pameran dan acara hiburan, acara ini juga dibarengi dengan beberapa kegiatan lain. Pada pagi hari, sekitar pukul 09.00 WIB, diadakan acara Lokakarya POSDAYA (Pos Pemberdayaan Keluarga) yang ditujukan untuk para pengurus Pengurus Posdaya tiap pedukuhan. Tujuan diadakannya lokakarya ini adalah untuk memantapkan kembali pemahaman warga tentang Posdaya dan sebagai sarana sharing jika ada permasalahan-permasalahan yang ada di Posdaya. Pembicara dalam acara ini adalah Bapak Setyo Purnomo, yang merupakan pengurus Posdaya di tingkat kabupaten (Kulonprogo).  Dalam acara ini disampaikan penjelasan mengenai Posdaya, sistem kerja, cara pengembangan, dan motivasi kepada warga agar Posdaya bisa menjadikan Posdaya sebagai pendorong kesejahteraan dan kemajuan masyarakat pedesaan. Acara ini berlangsung selama 2 jam dan dihadiri oleh 25 orang. Warga sangat antusisias dan merasa sangat terbantu dengan adanya lokakarya ini. Bagi yang belum paham mengenai posdaya bisa buka link tentang POSDAYA 

Acara pameran resmi dibuka oleh Ketua LPPM Bapak Djarot Purbadi dan disaksikan oleh para pejabat pedukuhan, kepala desa, dan kepala kapolsek samigaluh.

Kepala LPPM UAJY membuka acara pameran

Kepala Desa Pagerharjo dan Kapolsek Samigaluh turut hadir dalam acara pameran

Menjelang tengah hari, stand pameran mahasiswa KKN mulai ramai dikunjungi warga, dari anak kecil hingga orang tua, dan para mahasiswa UAJY yang sengaja datang untuk menyaksikan pameran.



Berbagai lagu yang bertema perpisahan dan kenangan selama KKN dinyanyikan oleh para mahasiswa membuat suasana menjadi semakin seru dan haru. 


tetapi ada juga mahasiswa-mahasiswa yang sangat kreatif membuat lagu sendiri yang pada intinya lagu tersebut  mengkritisi kebijakan dan peraturan KKN yang dirasa mempersulit mahasiswa dan kurang relevan jika peraturan tersebut diterapkan di kondisi dan situasi selama KKN
Kalo ga salah ini beberapa penggalan liriknya :

Kau harus cabut semua PT-ku
yang telah hancurkan aku
sakitnya sakitnya
Skripsiku, lebih penting dari prokerku
harusnya kau sadar itu
Askorlap, DPL, ADPL

Sebagai ADPL di waktu itu, saya cukup shock mendengar mereka bernyanyi seperti itu. Apakah benar peraturan dan kebijakan yang dibuat menjadi sangat menyakitkan para peserta KKN seperti itu? Ataukah itu hanya pelampiasan mereka saja setelah sebulan penuh mereka secara terpaksa menjalani aturan yang sebenarnya bertujuan baik? Dari sudut pandang saya, alasan yang kedua lebih masuk akal. LPPM UAJY tentu sudah berkali-kali melaksanakan KKN. Keadaan, kejadian, dan pengalaman di lapangan setiap pelaksanaan KKN tentu menjadi dasar acuan dalam pembuatan peraturan. Peraturan tersebut tentu saja diterapkan untuk kelancaran pelaksanaan KKN, baik untuk peserta, maupun untuk tim pelaksana KKN. Ya, semoga dapat dipahami.

Selain penampilan mahasiswa, hiburan yang berasal dari warga juga ditampilkan. Kesenian Lengger dari Pedukuhan Plono Timur turut memeriahkan acara pameran kali ini. Kesenian lengger diwujudkan dalam tarian yang menceritakan lakon tertentu. Lebih lengkapnya tentang lengger buka link tentang LENGGER.

Kesenian Lengger Tapeng Pedukuhan Plono Timur

Senja telah tiba, masih ada acara yang tak kalah menarik yaitu Lomba Memasak Makanan Non-Beras Antar Pedukuhan. Lomba ini diadakan agar warga masyarakat lebih memahami dan dapat mengolah potensi yang ada di pedukuhan mereka menjadi olahan yang unik serta bernilai jual tinggi. Berbagai macam olahan makanan disajikan dalam lomba ini. Pemenang lomba ini adalah ibu-ibu PKK dari Pedukuhan Plono Barat.

Suasana penilaian lomba masak oleh para juri

Acara pameran juga merupakan salah satu ajang penilaian yang menentukan nilai KKN. Tim Penilai, DPL, dan ADPL akan memberikan penilainnya masing-masing pada setiap kelompok. Menjelang maghrib, panitia pameran sibuk mempersiapkan takjil untuk buka puasa bersama para warga, karena kebetulan pelaksanaan KKN kali ini bertepatan dengan bulan puasa.

Sementara itu, kami para ADPL dan Askorlap bersorak sorai, karena tugas kami sudah hampir selesai..


Malam telah datang, acara pameran pun ditutup dengan pelepasan lampion di lapangan balai desa. Sudah saatnya para peserta KKN dilepas, seperti lampion itu, agar bisa terbang tinggi meraih cita-citanya masing-masing, menjalani kehidupannya masing-masing, tanpa melupakan tanah yang pernah mereka injak saat itu. 



Di sudut lapangan aku tersenyum kecil
Betapa cepat waktu berlalu
Betapa banyak cerita yang ku dapatkan
Begitu banyak kenangan yang kubawa pulang



Thursday, August 14, 2014

HIRUK PIKUK KKN

KKN 64 Universitas Atma Jaya Yogyakarta Kelompok 44
Dusun Pijenan,  Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul

Perjalanan kuliahku di Atma Jaya merupakan perjalanan yang luar biasa. Semester demi semester aku lalui dengan disiplin dan kerja agak keras, hingga akhirnya sekarang aku telah lulus dan sedang dalam proses mencari kerja/beasiswa S2. Di tengah keseloanku, aku mencoba mengingat kembali kenangan selama kuliah di Atma Jaya. Salah satu hal yang aku ingat adalah tentang KKN pada bulan Desember 2013-Januari 2014 di Dusun Pijenan, Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul. Begini ceritanya…

KKN adalah Kuliah Kerja Nyata.  Sederhana. Itu adalah hal pertama yang aku pikirkan saat mengisi KRS. Sebelum KKN dimulai, para mahasiswa harus mendaftar ulang di LPPM, dan itu juga sudah aku lakukan. Persyaratannya lumayan mudah, dari surat keterangan dari dokter, foto, formulir, semua aku lalui dengan lancar.  Baru-baru ini baru aku tahu bahwa persyaratan-persyaratan dan data-data itu digunakan sebagai pedoman dalam pembagian kelompok dan pembagian lokasi KKN. Mahasiswa yang mempunyai kemampuan berbahasa Jawa, tentu dibagi ke setiap kelompok, mahasiswa yang mempunyai penyakit berat tentu juga dipertimbangkan mengenai penempatannya. Yah, pada intinya semua dilakukan demi kelancaran peserta dalam melaksanakan KKN.

Sebenarnya tahapan KKN ada 3 yaitu pralokasi, lokasi, dan pasca lokasi

MASA PRALOKASI
Selang beberapa hari setelah pendaftaran, pembagian kelompok pun diumumkan dan pembekalan KKN atau lebih terkenal dengan sebutan COACHING KKN pun dimulai. Sebelum hari coaching pertama, aku sempat bertanya kepada beberapa kakak tingkat yang sudah terlebih dahulu menjalani KKN, sebut saja mbak Bunga. Coaching itu ngapain sih mbak? Dan jawabannya : ya hari sabtu harus datang ke kampus pagi-pagi. kamu duduk ngedengerin pembicara ngomong sampai bosen. Kamu harus pake sepatu yang kayak gini, baju yang kayak gini, kamu harus pake cocard, kamu ga boleh datang telat, ribet dah. WOW, apakah coaching seribet itu, semembosankan itu? aku mulai bertanya-tanya. 


Akhirnya, aku berangkat coaching pertama hari Sabtu, aku lupa tanggal berapa. Di buku pedoman KKN tertera bahwa coaching dimulai jam 08.00 WIB. Kebetulan waktu itu aku terlambat datang selama 15 menit. yah, aku kira masih wajar lah cuma telat 15 menit. Ehhh. tidak taunya pintu sudah ditutup. Perlahan-lahan aku dan banyak teman lainnya membuka pintu. Terlihat sesi memang sudah dimulai dan tampang seram ADPL (asisten dosen pembimbing lapangan) menghantui kami yang telat. Aku tetap fokus mencari teman sekelompokku yang sama sekali belum kukenal. Dan akhirnya ketemu! Ini dia mereka, 2 dari hukum, 1 dari arsitektur, 1 dari sipil, 1 dari teknik  informatika, 1 dari teknik industri, 1 dari ekonomi manajemen, 1 dari ekonomi akuntansi. Kombinasi yang cukup bagus!


Coaching demi coaching aku lalui bersama teman-teman yang lain. Ternyata coaching tidak seburuk yang aku bayangkan. Pada saat coaching, kita memang dituntut untuk disiplin, misal tidak boleh telat, memakai pakaian dan atribut KKN sesuai ketentuan. Peserta memang akan diberi sanksi berupa Peringatan Tertulis (pengurangan nilai) jika melanggar peraturan-peraturan tersebut. Hal ini tak lain dan tak bukan bertujuan untuk melatih para peserta agar meningkatkan kedisiplinan diri karena di lokasi nanti kedisiplinan dari para mahasiswa KKN sangat diperlukan dan menjadi sorotan warga masyarakat.

Pada saat coaching juga banyak materi penting yang disampaikan. Pada waktu itu dijelaskan apa arti dan falsafah kkn, bagaimana kondisi dan potensi yang ada di lokasi, bagaimana kami harus bersikap dan bertingkah laku, dan program kerja apa yang sebaiknya kita lakukan. Kami juga dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan pedesaan, demo memasak bahan-bahan lokal sebagai gambaran nanti disana. Kami pun diberi penjelasan bagaimana menjadikan KKN sebagai pendorong kemajuan desa, bagaimana program kerja yang diangkat di KKN dapat dirumuskan menjadi Program Kreativitas Mahasiswa. Banyak hal-hal positif yang dapat aku ambil dari pelaksanaan coaching ini. Mungkin banyak dari teman-teman lain yang menganggap coaching ini hanya omong kosong, tidak berguna, membuang waktu, tenaga, pikiran.  Satu hal yang aku pikirkan adalah mereka mungkin belum memahami dengan baik apa itu arti dan falsafah KKN

Ada beberapa hal yang aku simpulkan dari sesi coaching yang disampaikan oleh Warek I UAJY Ir. Ignatius Pramana Yuda, P.Hd., tentang arti dan falsafah KKN, adalah bahwa KKN bukan hanya sekedar pemenuhan kewajiban terhadap beban SKS akademik saja (sering diungkapkan sebagai syarat lulus), tetapi KKN harus dimaknai secara mendalam sebagai salah satu cara belajar untuk para peserta dalam melihat realita kehidupan di masyarakat. Dengan melihat langsung di masyarakat, para peserta diharapkan dapat melihat potensi di pedukuhan, menyesuaikan diri, berdiskusi dengan warga sehingga terungkaplah semua permasalahan yang sesungguhnya ada di masyarakat. Peserta juga  dituntut dapat bekerja sama dengan kelompok, untuk memecahkan permasalahan pedukuhan yang pada akhirnya dituangkan dalam bentuk program kerja. Dari definisi di atas, dapat dilihat bahwa antara mahasiswa dan masyarakat harus ada timbal balik. Peserta bisa mengembangkan diri mereka melalui pelaksanaan KKN (belajar bersosialisasi, berkomunikasi, persuasi, bernegosiasi dll) dan masyarakat juga berkembang dengan adanya transfer ilmu dan pengetahuan dari mahasiswa. Begitu bung!

Lebih jauh lagi, dan yang paling penting adalah mahasiswa harus benar-benar mampu beradaptasi dengan kehidupan yang ada di masyarakat.  Mahasiswa yang mungkin terbiasa hidup enak, manja, individualis, acuh pada keadaan sekitar harus belajar bersosialisasi, membaur dengan masyarakat, membantu pekerjaan induk semang, mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di sana (kerja bakti, gotong royong, arisan, rapat karang taruna dan lain-lain), bahkan juga harus mempersiapkan diri  untuk belajar  sedikit sedikit bahasa daerah dan adat istiadat yang berlaku disana.  Itu poin penting yang kedua!

Poin penting yang ketiga adalah bagaimana caranya masing-masing peserta dapat berinteraksi dan memberikan kontribusinya dengan baik pada kepentingan kelompoknya. Mengapaaaa? karena semenjak pralokasi, lokasi, dan pascalokasi akan banyak tugas-tugas  yang menurut saya lumayan berat. Tanpa koordinasi yang baik antar kelompok, tugas-tugas tersebut tidak akan selesai. Setiap peserta harus bisa membagi waktu untuk kepentingan kuliahnya, bermain, organisasi, dan KKN  karena masing-masing peserta berasal dari fakultas yang berbeda dengan kepentingan dan idealism yang berbeda pula. Setiap peserta juga harus memahami sifat teman-teman sekelompoknya, mengendalikan emosi, saling menghargai, saling membantu, dan menunjukkan sikap saling terbuka. Hal ini penting sebab tak jarang masalah intern kelompok bisa jadi penghalang yang besar bagi pelaksanaan program kerja. Catat ya!

Nah biasanya mbak-mbak dan mas-mas ADPL akan memberikan beberapa tugas pada saat pralokasi diantaranya adalah :
  1. 1.        Rencana Program Kerja
  2. 2.       Analisis ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan) untuk setiap program kerja
  3. 3.       Time Schedule
  4. 4.       Modul yang berisi gambaran dan teknis pelaksanaan program kerja
  5. 5.       Plang penunjuk jalan, struktur organisasi, jadwal piket
  6. 6.       Blangko administrasi kelompok

Nah, agar tidak terlalu banyak dan sering revisi, saya sarankan agar tugas-tugas ini dikerjakan dalam tempo sesingkat-singkatnya (tepat waktu), dikerjakan sebenar-benarnya, serapi-rapinya sesuai format dan penjelasan yang disampaikan pleh ADPL. Jika ada yang masih bingung mengenai program kerja atau membutuhkan bimbingan/arahan, saya sarankan untuk menghubungi para Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang sudah mempunyai banyak pengalaman dan pengetahuan. Jangan mengeluh akan banyaknya tugas-tugas itu, karena sebenarnya tugas-tugas itu akan membantu peserta dalam menganalisis masalah-masalah yang ada, meringankan peserta saat berada di lokasi sehingga peserta dalam keadaan siap dan tidak memalukan saat berada di lokasi.

Selain tugas-tugas yang berbau Microsoft Word, pada saat pralokasi peserta juga harus menjalani yang namanya Live in. Kegiatan Live in biasanya dilakukan selama 24 jam. Pada saat live in, peserta akan mencoba tinggal di rumah yang akan ditempatinya. Peserta juga mencoba bersosialisasi, kulo nuwun, berkenalan sama warga agar warga tidak kaget ketika peserta datang saat pelaksanaan KKN. Sebaiknya pada waktu live in, peserta mulai mengkonsultasikan program-program kerja yang telah dirancang saat di kampus dengan para pejabat pedukuhan atau bahkan dengan semua warga. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan saran, kritik, masukan untuk program kerja yang kita susun sehingga tepat sasaran dan bermanfaat bagi masyarakat. Tidak menutup kemungkinan juga akan terjadi penggantian program kerja, jika program kerja tersebut ditolak oleh warga. Setelah live in, peserta ditugaskan untuk membuat 1 lembar refleksi live in yang berisi kesan pesan selama live in dan mungkin juga renungan setelah menjalani live in. Berikut contoh refleksi live in yang aku buat semasa KKN


Coaching sudah, live in sudah, saatnya menghadapi UTS-nya KKN yaitu berupa presentasi program kerja. Dalam presentasi ini, peserta harus berpakaian rapi dengan atribut KKN lengkap seperti cocard, kaos KKB, jas almamater, sepatu dengan ketentuan tertentu, dan celana/rok dengan ketentuan tertentu. Dalam presentasi ini, semua anggota kelompok harus hadir dan mempresentasikan program kerja apa yang akan dilaksanakan dalm waktu ±15 menit. Presentasi akan dinilai oleh Tim Penilai Universitas, DPL, dan ADPL sehingga sebelum presentasi peserta harus siap dengan materi yang disampaikan. Program kerja yang menghasilkan produk, produknya juga harus dibawa pada saat presentasi.

Nah, jika sudah melewati tahapan-tahapan tersebut, masa pralokasi bisa dibilang sudah 99% selesai. Peserta tinggal menentukan tanggal untuk dropping barang ke negara tujuan  masing-masing. Satu hal yang perlu diperhatikan saat dropping barang adalah bawalah barang secukupnya, jangan berlebihan. Jangan terlalu banyak membawa barang berharga/barang mewah karena KKN bukan merupakan ajang pamer kekayaan. 
Mungkin para ADPL akan membatasi jumlah motor dan laptop yang dibawa dengan tujuan untuk mengefektifkan kegiatan KKN. Mungkin di lokasi KKN banyak fasilitas-fasilitas umum seperti jalan, sinyal, listrik, air dan lain sebagainya yang belum memadai, sehingga  peserta KKN harus menyesuaikan diri dengan hal-hal itu. Dan yang terpenting, jangan bayangkan bahwa KKN itu adalah liburan di desa dengan segala kesantaian dan keseloannya. KKN adalah suatu bentuk PENGABDIAN DIRI kita kepada masyarakat. Kita harus siap bekerja untuk mengembangkan warga masyarakat pedesaan sehingga Indonesia akan semakin maju ! Selamat Mengabdi!

MASA LOKASI

Tiba saatnya, peserta KKN harus meninggalkan hiruk pikuk kota, meninggalkan kos tercinta, meninggalkan rumah dan berpisah dengan orang-orang rumah. Perjalanan ke lokasi KKN diawali dengan upacara pelepasan oleh rektor dan doa bersama. Setelah itu, peserta akan diarahkan ke bus (lebih tepatnya anak bus) masing-masing dan menuju ke kecamatan/balai  desa untuk mengikuti upacara penerimaan oleh pejabat setempat.  Nah, baru setelah upacara selesai, peserta berangkat menuju posko KKN masing-masing.  Dimulailah hari-hari kami di lokasi..

Kami melaksanakan program kerja yang telah kami rancang. Tentu yang pertama dilakukan adalah mengumpulkan warga untuk sosialisasi program kerja. Setelah disepakati jadwal pelaksanaannya, proker pun dilaksanakan. H-1 sebelum pelaksanaan proker sebaiknya dilakukan briefing dengan anggota kelompok agar proker dapat berjalan lancar, dan setelah proker selesai dilaksanakan, sebaiknya dilakukan evaluasi agar kesalahan yang sama tidak terjadi pada proker selanjutnya. Masa-masa di lokasi merupakan masa-masa yang sangat menyenangkan jika kita bisa menikmatinya. Berikut beberapa dokumentasi dari kelompokku…







Beberapa hal penting yang harus dilakukan dan diperhatikan pada saat di lokasi adalah

  •      Melakukan pendekatan ke warga masyarakat
Hal ini mErupakan hal utama yang harus dilakukan. Tanpa partisipasi warga, proker yang sudah dirancang sedemikian bagusnya, tidak akan berjalan. Pendekatan dapat dilakukan dengan berkunjung atau sekedar bermain ke rumah warga, sharing dan bertukar informasi dengan warga, sering menyapa dan ramah dengan warga, jalan-jalan bersama anak-anak, membantu pekerjaan warga, dan nimbrung di kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya. Perlu dilakukan demikian, karena di pedesaan biasanya warga masih malu untuk berkomunikasi dengan mahasiswa KKN.  Ketika kita dekat dengan warga, warga akan senang dan bersedia berpartisipasi dan bahkan membantu program kerja kita.

  • 2.      Melakukan pendekatan ke induk semang
Bagaimanapun juga, kehadiran mahasiswa KKN di rumah induk semang merupakan sebuah intervensi. Kebiasaan sehari-hari induk semang akan berubah. Induk semang akan semakin repot memasak, membersihkan rumah, menyediakan air, listrik dll demi kebutuhan peserta KKN. Memang benar jika kita telah MEMBAYAR biaya KKN cukup besar, tetapi hal itu tentu tak boleh menghilangkan rasa kemanusiaan kita kepada induk semang. Sudah selayaknya dan sewajarnya, kita selalu bangun pagi, berinteraksi dengan induk semang, membantu pekerjaan induk semang dari memasak, menyapu, mencuci piring,membereskan rumah dll).
Masalah makanan merupakan masalah klasik yang sering ditemui. Yang perlu diketahui selama KKN pola makan kita akan berubah. Kita akan memakan apa yang warga makan, bukan apa yang biasa kita makan. Jadi, sebagai peserta yang baik, seharusnya tidak perlu complain hanya masalah makanan yang tidak sesuai harapan kita, kecuali kalo memang itu sudah keterlaluan sekali. Hal penting yang perlu diingat adalah induk semang juga memberikan penilaian kepada peserta KKN, sehingga secara langsung atau tidak induk semang akan mengamati gerak-gerik pergerakan kita. Waspadalah! :D. Dengan tetap menghormati dan menjaga perasaan induk semang, kesan baik akan dirasakan induk semang dan hubungan yang baik pun akan tercipta sehingga KKN pun akan terasa lancar, damai, dan bahagia.
  • 3.       Melakukan pendekatan ke ADPL
ADPL yang bertugas membimbing peserta juga perlu didekati (Ingat bahwa ADPL juga memberikan penilaian). Peserta bisa berkeluh kesah mengenai masalah-masalah yang timbul di lokasi kepada ADPL, baik masalah teknis maupun non teknis. ADPL akan senang membimbing dan memberikan arahan jika peserta bisa menghargai, menghormati , dan mengakrabkan diri dengan  ADPL.  Proses pembimbingan dan pengarahan tersebut tentu dimaksudkan agar peserta tidak salah arah/jalan dalam menjalani program kerjanya masing-masing.
  • 4.      Melakukan pendekatan ke kelompok lain
Hal ini juga perlu dilakukan, tapi porsinya tidak perlu sebanyak 3 poin sebelumnya. Selain untuk memperluas jaringan pertemanan, hal ini juga bertujuan untuk studi banding pelaksanaan proker. Yang perlu diingat  : boleh mengunjungi posko teman yang lain, asal kelompok tidak sedang sibuk mempersiapkan/melakukan proker.
  • 5.       Masalah perizinan meninggalkan lokasi
Masalah perizinan sudah diatur di buku pedoman KKN. Sebaiknya masalah KP, Skripsi, dan kegiatan akademik lainnya tidak dibawa sewaktu di lokasi.
  • 6.       Melakukan perjalanan mencari cinta
Mungkin benar apa yang dikatakan Ir. Ign Pramana Yuda, Ph.D bahwa KKN merupakan kesempatan terakhir untuk mencari pasangan. Ya, tidak ada salahnya. Cuma peserta harus tahu waktu, kondisi, dan tetap dalam batas kewajaran. Jangan sampai program kerja dikorbankan gara-gara hal ini.

Selain hal-hal yang bersifat praktis seperti yang aku jelaskan di atas, peserta juga harus membuat beberapa dokumen yang cukup banyak seperti berita acara setiap kegiatan, laporan keuangan, dan laporan akhir kegiatan KKN. Menjelang akhir kegiatan lokasi, ADPL juga akan meminta beberapa orang dari kelompok untuk membantu dalam kepanitiaan acara pameran.
Kegiatan pameran menandai berakhirnya masa lokasi. Pada pameran ini, setiap kelompok akan  menampilkan produk-produk hasil program kerja KKN dan akan dilakukan penilaian lagi oleh Tim penilai. Warga juga turut diajak berpartisipasi dalam hal ini. Dekorasi yang menarik, penampilan mahasiwa, pentas seni masyarakat, dan hiburan lainnya seperti jathilan membuat suasana pameran dan penutupan KKN menjadi semakin meriah.



Keesokan paginya, para peserta ditarik kembali untuk kembali ke negara asalnya dengan oleh-oleh berbagai cerita dan pengalaman.  Namun, jangan senang dulu, karena tugas belum berhenti sampai di sini.

MASA PASCALOKASI
Masa pascalokasi merupakan perjuangan terakhir di titik darah penghabisan dalam melaksanakan KKN. Di masa-masa ini peserta ditugaskan untuk mengumpulkan hardfile laporan akhir. Setelah itu, para peserta tinggal berleha-leha sambil berdoa menunggu nilai KKN keluar.  Dan yang penting, jangan lupakan tempat dan orang-orang yang telah membantu selama kita berproses di KKN!

Akhir kata,
Aku hanya bisa bilang,

SELAMAT  BER-KKN, SUKSES SELALU