Thursday, August 14, 2014

HIRUK PIKUK KKN

KKN 64 Universitas Atma Jaya Yogyakarta Kelompok 44
Dusun Pijenan,  Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul

Perjalanan kuliahku di Atma Jaya merupakan perjalanan yang luar biasa. Semester demi semester aku lalui dengan disiplin dan kerja agak keras, hingga akhirnya sekarang aku telah lulus dan sedang dalam proses mencari kerja/beasiswa S2. Di tengah keseloanku, aku mencoba mengingat kembali kenangan selama kuliah di Atma Jaya. Salah satu hal yang aku ingat adalah tentang KKN pada bulan Desember 2013-Januari 2014 di Dusun Pijenan, Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul. Begini ceritanya…

KKN adalah Kuliah Kerja Nyata.  Sederhana. Itu adalah hal pertama yang aku pikirkan saat mengisi KRS. Sebelum KKN dimulai, para mahasiswa harus mendaftar ulang di LPPM, dan itu juga sudah aku lakukan. Persyaratannya lumayan mudah, dari surat keterangan dari dokter, foto, formulir, semua aku lalui dengan lancar.  Baru-baru ini baru aku tahu bahwa persyaratan-persyaratan dan data-data itu digunakan sebagai pedoman dalam pembagian kelompok dan pembagian lokasi KKN. Mahasiswa yang mempunyai kemampuan berbahasa Jawa, tentu dibagi ke setiap kelompok, mahasiswa yang mempunyai penyakit berat tentu juga dipertimbangkan mengenai penempatannya. Yah, pada intinya semua dilakukan demi kelancaran peserta dalam melaksanakan KKN.

Sebenarnya tahapan KKN ada 3 yaitu pralokasi, lokasi, dan pasca lokasi

MASA PRALOKASI
Selang beberapa hari setelah pendaftaran, pembagian kelompok pun diumumkan dan pembekalan KKN atau lebih terkenal dengan sebutan COACHING KKN pun dimulai. Sebelum hari coaching pertama, aku sempat bertanya kepada beberapa kakak tingkat yang sudah terlebih dahulu menjalani KKN, sebut saja mbak Bunga. Coaching itu ngapain sih mbak? Dan jawabannya : ya hari sabtu harus datang ke kampus pagi-pagi. kamu duduk ngedengerin pembicara ngomong sampai bosen. Kamu harus pake sepatu yang kayak gini, baju yang kayak gini, kamu harus pake cocard, kamu ga boleh datang telat, ribet dah. WOW, apakah coaching seribet itu, semembosankan itu? aku mulai bertanya-tanya. 


Akhirnya, aku berangkat coaching pertama hari Sabtu, aku lupa tanggal berapa. Di buku pedoman KKN tertera bahwa coaching dimulai jam 08.00 WIB. Kebetulan waktu itu aku terlambat datang selama 15 menit. yah, aku kira masih wajar lah cuma telat 15 menit. Ehhh. tidak taunya pintu sudah ditutup. Perlahan-lahan aku dan banyak teman lainnya membuka pintu. Terlihat sesi memang sudah dimulai dan tampang seram ADPL (asisten dosen pembimbing lapangan) menghantui kami yang telat. Aku tetap fokus mencari teman sekelompokku yang sama sekali belum kukenal. Dan akhirnya ketemu! Ini dia mereka, 2 dari hukum, 1 dari arsitektur, 1 dari sipil, 1 dari teknik  informatika, 1 dari teknik industri, 1 dari ekonomi manajemen, 1 dari ekonomi akuntansi. Kombinasi yang cukup bagus!


Coaching demi coaching aku lalui bersama teman-teman yang lain. Ternyata coaching tidak seburuk yang aku bayangkan. Pada saat coaching, kita memang dituntut untuk disiplin, misal tidak boleh telat, memakai pakaian dan atribut KKN sesuai ketentuan. Peserta memang akan diberi sanksi berupa Peringatan Tertulis (pengurangan nilai) jika melanggar peraturan-peraturan tersebut. Hal ini tak lain dan tak bukan bertujuan untuk melatih para peserta agar meningkatkan kedisiplinan diri karena di lokasi nanti kedisiplinan dari para mahasiswa KKN sangat diperlukan dan menjadi sorotan warga masyarakat.

Pada saat coaching juga banyak materi penting yang disampaikan. Pada waktu itu dijelaskan apa arti dan falsafah kkn, bagaimana kondisi dan potensi yang ada di lokasi, bagaimana kami harus bersikap dan bertingkah laku, dan program kerja apa yang sebaiknya kita lakukan. Kami juga dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan pedesaan, demo memasak bahan-bahan lokal sebagai gambaran nanti disana. Kami pun diberi penjelasan bagaimana menjadikan KKN sebagai pendorong kemajuan desa, bagaimana program kerja yang diangkat di KKN dapat dirumuskan menjadi Program Kreativitas Mahasiswa. Banyak hal-hal positif yang dapat aku ambil dari pelaksanaan coaching ini. Mungkin banyak dari teman-teman lain yang menganggap coaching ini hanya omong kosong, tidak berguna, membuang waktu, tenaga, pikiran.  Satu hal yang aku pikirkan adalah mereka mungkin belum memahami dengan baik apa itu arti dan falsafah KKN

Ada beberapa hal yang aku simpulkan dari sesi coaching yang disampaikan oleh Warek I UAJY Ir. Ignatius Pramana Yuda, P.Hd., tentang arti dan falsafah KKN, adalah bahwa KKN bukan hanya sekedar pemenuhan kewajiban terhadap beban SKS akademik saja (sering diungkapkan sebagai syarat lulus), tetapi KKN harus dimaknai secara mendalam sebagai salah satu cara belajar untuk para peserta dalam melihat realita kehidupan di masyarakat. Dengan melihat langsung di masyarakat, para peserta diharapkan dapat melihat potensi di pedukuhan, menyesuaikan diri, berdiskusi dengan warga sehingga terungkaplah semua permasalahan yang sesungguhnya ada di masyarakat. Peserta juga  dituntut dapat bekerja sama dengan kelompok, untuk memecahkan permasalahan pedukuhan yang pada akhirnya dituangkan dalam bentuk program kerja. Dari definisi di atas, dapat dilihat bahwa antara mahasiswa dan masyarakat harus ada timbal balik. Peserta bisa mengembangkan diri mereka melalui pelaksanaan KKN (belajar bersosialisasi, berkomunikasi, persuasi, bernegosiasi dll) dan masyarakat juga berkembang dengan adanya transfer ilmu dan pengetahuan dari mahasiswa. Begitu bung!

Lebih jauh lagi, dan yang paling penting adalah mahasiswa harus benar-benar mampu beradaptasi dengan kehidupan yang ada di masyarakat.  Mahasiswa yang mungkin terbiasa hidup enak, manja, individualis, acuh pada keadaan sekitar harus belajar bersosialisasi, membaur dengan masyarakat, membantu pekerjaan induk semang, mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di sana (kerja bakti, gotong royong, arisan, rapat karang taruna dan lain-lain), bahkan juga harus mempersiapkan diri  untuk belajar  sedikit sedikit bahasa daerah dan adat istiadat yang berlaku disana.  Itu poin penting yang kedua!

Poin penting yang ketiga adalah bagaimana caranya masing-masing peserta dapat berinteraksi dan memberikan kontribusinya dengan baik pada kepentingan kelompoknya. Mengapaaaa? karena semenjak pralokasi, lokasi, dan pascalokasi akan banyak tugas-tugas  yang menurut saya lumayan berat. Tanpa koordinasi yang baik antar kelompok, tugas-tugas tersebut tidak akan selesai. Setiap peserta harus bisa membagi waktu untuk kepentingan kuliahnya, bermain, organisasi, dan KKN  karena masing-masing peserta berasal dari fakultas yang berbeda dengan kepentingan dan idealism yang berbeda pula. Setiap peserta juga harus memahami sifat teman-teman sekelompoknya, mengendalikan emosi, saling menghargai, saling membantu, dan menunjukkan sikap saling terbuka. Hal ini penting sebab tak jarang masalah intern kelompok bisa jadi penghalang yang besar bagi pelaksanaan program kerja. Catat ya!

Nah biasanya mbak-mbak dan mas-mas ADPL akan memberikan beberapa tugas pada saat pralokasi diantaranya adalah :
  1. 1.        Rencana Program Kerja
  2. 2.       Analisis ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan) untuk setiap program kerja
  3. 3.       Time Schedule
  4. 4.       Modul yang berisi gambaran dan teknis pelaksanaan program kerja
  5. 5.       Plang penunjuk jalan, struktur organisasi, jadwal piket
  6. 6.       Blangko administrasi kelompok

Nah, agar tidak terlalu banyak dan sering revisi, saya sarankan agar tugas-tugas ini dikerjakan dalam tempo sesingkat-singkatnya (tepat waktu), dikerjakan sebenar-benarnya, serapi-rapinya sesuai format dan penjelasan yang disampaikan pleh ADPL. Jika ada yang masih bingung mengenai program kerja atau membutuhkan bimbingan/arahan, saya sarankan untuk menghubungi para Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang sudah mempunyai banyak pengalaman dan pengetahuan. Jangan mengeluh akan banyaknya tugas-tugas itu, karena sebenarnya tugas-tugas itu akan membantu peserta dalam menganalisis masalah-masalah yang ada, meringankan peserta saat berada di lokasi sehingga peserta dalam keadaan siap dan tidak memalukan saat berada di lokasi.

Selain tugas-tugas yang berbau Microsoft Word, pada saat pralokasi peserta juga harus menjalani yang namanya Live in. Kegiatan Live in biasanya dilakukan selama 24 jam. Pada saat live in, peserta akan mencoba tinggal di rumah yang akan ditempatinya. Peserta juga mencoba bersosialisasi, kulo nuwun, berkenalan sama warga agar warga tidak kaget ketika peserta datang saat pelaksanaan KKN. Sebaiknya pada waktu live in, peserta mulai mengkonsultasikan program-program kerja yang telah dirancang saat di kampus dengan para pejabat pedukuhan atau bahkan dengan semua warga. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan saran, kritik, masukan untuk program kerja yang kita susun sehingga tepat sasaran dan bermanfaat bagi masyarakat. Tidak menutup kemungkinan juga akan terjadi penggantian program kerja, jika program kerja tersebut ditolak oleh warga. Setelah live in, peserta ditugaskan untuk membuat 1 lembar refleksi live in yang berisi kesan pesan selama live in dan mungkin juga renungan setelah menjalani live in. Berikut contoh refleksi live in yang aku buat semasa KKN


Coaching sudah, live in sudah, saatnya menghadapi UTS-nya KKN yaitu berupa presentasi program kerja. Dalam presentasi ini, peserta harus berpakaian rapi dengan atribut KKN lengkap seperti cocard, kaos KKB, jas almamater, sepatu dengan ketentuan tertentu, dan celana/rok dengan ketentuan tertentu. Dalam presentasi ini, semua anggota kelompok harus hadir dan mempresentasikan program kerja apa yang akan dilaksanakan dalm waktu ±15 menit. Presentasi akan dinilai oleh Tim Penilai Universitas, DPL, dan ADPL sehingga sebelum presentasi peserta harus siap dengan materi yang disampaikan. Program kerja yang menghasilkan produk, produknya juga harus dibawa pada saat presentasi.

Nah, jika sudah melewati tahapan-tahapan tersebut, masa pralokasi bisa dibilang sudah 99% selesai. Peserta tinggal menentukan tanggal untuk dropping barang ke negara tujuan  masing-masing. Satu hal yang perlu diperhatikan saat dropping barang adalah bawalah barang secukupnya, jangan berlebihan. Jangan terlalu banyak membawa barang berharga/barang mewah karena KKN bukan merupakan ajang pamer kekayaan. 
Mungkin para ADPL akan membatasi jumlah motor dan laptop yang dibawa dengan tujuan untuk mengefektifkan kegiatan KKN. Mungkin di lokasi KKN banyak fasilitas-fasilitas umum seperti jalan, sinyal, listrik, air dan lain sebagainya yang belum memadai, sehingga  peserta KKN harus menyesuaikan diri dengan hal-hal itu. Dan yang terpenting, jangan bayangkan bahwa KKN itu adalah liburan di desa dengan segala kesantaian dan keseloannya. KKN adalah suatu bentuk PENGABDIAN DIRI kita kepada masyarakat. Kita harus siap bekerja untuk mengembangkan warga masyarakat pedesaan sehingga Indonesia akan semakin maju ! Selamat Mengabdi!

MASA LOKASI

Tiba saatnya, peserta KKN harus meninggalkan hiruk pikuk kota, meninggalkan kos tercinta, meninggalkan rumah dan berpisah dengan orang-orang rumah. Perjalanan ke lokasi KKN diawali dengan upacara pelepasan oleh rektor dan doa bersama. Setelah itu, peserta akan diarahkan ke bus (lebih tepatnya anak bus) masing-masing dan menuju ke kecamatan/balai  desa untuk mengikuti upacara penerimaan oleh pejabat setempat.  Nah, baru setelah upacara selesai, peserta berangkat menuju posko KKN masing-masing.  Dimulailah hari-hari kami di lokasi..

Kami melaksanakan program kerja yang telah kami rancang. Tentu yang pertama dilakukan adalah mengumpulkan warga untuk sosialisasi program kerja. Setelah disepakati jadwal pelaksanaannya, proker pun dilaksanakan. H-1 sebelum pelaksanaan proker sebaiknya dilakukan briefing dengan anggota kelompok agar proker dapat berjalan lancar, dan setelah proker selesai dilaksanakan, sebaiknya dilakukan evaluasi agar kesalahan yang sama tidak terjadi pada proker selanjutnya. Masa-masa di lokasi merupakan masa-masa yang sangat menyenangkan jika kita bisa menikmatinya. Berikut beberapa dokumentasi dari kelompokku…







Beberapa hal penting yang harus dilakukan dan diperhatikan pada saat di lokasi adalah

  •      Melakukan pendekatan ke warga masyarakat
Hal ini mErupakan hal utama yang harus dilakukan. Tanpa partisipasi warga, proker yang sudah dirancang sedemikian bagusnya, tidak akan berjalan. Pendekatan dapat dilakukan dengan berkunjung atau sekedar bermain ke rumah warga, sharing dan bertukar informasi dengan warga, sering menyapa dan ramah dengan warga, jalan-jalan bersama anak-anak, membantu pekerjaan warga, dan nimbrung di kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya. Perlu dilakukan demikian, karena di pedesaan biasanya warga masih malu untuk berkomunikasi dengan mahasiswa KKN.  Ketika kita dekat dengan warga, warga akan senang dan bersedia berpartisipasi dan bahkan membantu program kerja kita.

  • 2.      Melakukan pendekatan ke induk semang
Bagaimanapun juga, kehadiran mahasiswa KKN di rumah induk semang merupakan sebuah intervensi. Kebiasaan sehari-hari induk semang akan berubah. Induk semang akan semakin repot memasak, membersihkan rumah, menyediakan air, listrik dll demi kebutuhan peserta KKN. Memang benar jika kita telah MEMBAYAR biaya KKN cukup besar, tetapi hal itu tentu tak boleh menghilangkan rasa kemanusiaan kita kepada induk semang. Sudah selayaknya dan sewajarnya, kita selalu bangun pagi, berinteraksi dengan induk semang, membantu pekerjaan induk semang dari memasak, menyapu, mencuci piring,membereskan rumah dll).
Masalah makanan merupakan masalah klasik yang sering ditemui. Yang perlu diketahui selama KKN pola makan kita akan berubah. Kita akan memakan apa yang warga makan, bukan apa yang biasa kita makan. Jadi, sebagai peserta yang baik, seharusnya tidak perlu complain hanya masalah makanan yang tidak sesuai harapan kita, kecuali kalo memang itu sudah keterlaluan sekali. Hal penting yang perlu diingat adalah induk semang juga memberikan penilaian kepada peserta KKN, sehingga secara langsung atau tidak induk semang akan mengamati gerak-gerik pergerakan kita. Waspadalah! :D. Dengan tetap menghormati dan menjaga perasaan induk semang, kesan baik akan dirasakan induk semang dan hubungan yang baik pun akan tercipta sehingga KKN pun akan terasa lancar, damai, dan bahagia.
  • 3.       Melakukan pendekatan ke ADPL
ADPL yang bertugas membimbing peserta juga perlu didekati (Ingat bahwa ADPL juga memberikan penilaian). Peserta bisa berkeluh kesah mengenai masalah-masalah yang timbul di lokasi kepada ADPL, baik masalah teknis maupun non teknis. ADPL akan senang membimbing dan memberikan arahan jika peserta bisa menghargai, menghormati , dan mengakrabkan diri dengan  ADPL.  Proses pembimbingan dan pengarahan tersebut tentu dimaksudkan agar peserta tidak salah arah/jalan dalam menjalani program kerjanya masing-masing.
  • 4.      Melakukan pendekatan ke kelompok lain
Hal ini juga perlu dilakukan, tapi porsinya tidak perlu sebanyak 3 poin sebelumnya. Selain untuk memperluas jaringan pertemanan, hal ini juga bertujuan untuk studi banding pelaksanaan proker. Yang perlu diingat  : boleh mengunjungi posko teman yang lain, asal kelompok tidak sedang sibuk mempersiapkan/melakukan proker.
  • 5.       Masalah perizinan meninggalkan lokasi
Masalah perizinan sudah diatur di buku pedoman KKN. Sebaiknya masalah KP, Skripsi, dan kegiatan akademik lainnya tidak dibawa sewaktu di lokasi.
  • 6.       Melakukan perjalanan mencari cinta
Mungkin benar apa yang dikatakan Ir. Ign Pramana Yuda, Ph.D bahwa KKN merupakan kesempatan terakhir untuk mencari pasangan. Ya, tidak ada salahnya. Cuma peserta harus tahu waktu, kondisi, dan tetap dalam batas kewajaran. Jangan sampai program kerja dikorbankan gara-gara hal ini.

Selain hal-hal yang bersifat praktis seperti yang aku jelaskan di atas, peserta juga harus membuat beberapa dokumen yang cukup banyak seperti berita acara setiap kegiatan, laporan keuangan, dan laporan akhir kegiatan KKN. Menjelang akhir kegiatan lokasi, ADPL juga akan meminta beberapa orang dari kelompok untuk membantu dalam kepanitiaan acara pameran.
Kegiatan pameran menandai berakhirnya masa lokasi. Pada pameran ini, setiap kelompok akan  menampilkan produk-produk hasil program kerja KKN dan akan dilakukan penilaian lagi oleh Tim penilai. Warga juga turut diajak berpartisipasi dalam hal ini. Dekorasi yang menarik, penampilan mahasiwa, pentas seni masyarakat, dan hiburan lainnya seperti jathilan membuat suasana pameran dan penutupan KKN menjadi semakin meriah.



Keesokan paginya, para peserta ditarik kembali untuk kembali ke negara asalnya dengan oleh-oleh berbagai cerita dan pengalaman.  Namun, jangan senang dulu, karena tugas belum berhenti sampai di sini.

MASA PASCALOKASI
Masa pascalokasi merupakan perjuangan terakhir di titik darah penghabisan dalam melaksanakan KKN. Di masa-masa ini peserta ditugaskan untuk mengumpulkan hardfile laporan akhir. Setelah itu, para peserta tinggal berleha-leha sambil berdoa menunggu nilai KKN keluar.  Dan yang penting, jangan lupakan tempat dan orang-orang yang telah membantu selama kita berproses di KKN!

Akhir kata,
Aku hanya bisa bilang,

SELAMAT  BER-KKN, SUKSES SELALU


2 comments:

  1. Mas selama mas kkn disana apakah ada daerah yang butuh bantuan obyrk jalan yang masih bebatuan dan butuh diaspal , atau butuh bantuan pembanginan masjid. Tolong di infokan mass . saya lagi ada tigas penelitian. Cp saya mas wa : 08113218461 terimkasih banyak mass

    ReplyDelete