KKN 64 Universitas Atma Jaya
Yogyakarta Kelompok 44
Dusun Pijenan, Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Kabupaten
Gunungkidul
Perjalanan kuliahku di Atma Jaya
merupakan perjalanan yang luar biasa. Semester demi semester aku lalui dengan
disiplin dan kerja agak keras, hingga akhirnya sekarang aku telah lulus dan sedang
dalam proses mencari kerja/beasiswa S2. Di tengah keseloanku, aku mencoba mengingat kembali kenangan selama kuliah di
Atma Jaya. Salah satu hal yang aku ingat adalah tentang KKN pada bulan Desember
2013-Januari 2014 di Dusun Pijenan, Desa Girisekar, Kecamatan Panggang,
Kabupaten Gunung Kidul. Begini ceritanya…
KKN
adalah Kuliah Kerja Nyata. Sederhana.
Itu adalah hal pertama yang aku pikirkan saat mengisi KRS. Sebelum KKN dimulai,
para mahasiswa harus mendaftar ulang di LPPM, dan itu juga sudah aku lakukan.
Persyaratannya lumayan mudah, dari surat keterangan dari dokter, foto,
formulir, semua aku lalui dengan lancar.
Baru-baru ini baru aku tahu bahwa persyaratan-persyaratan dan data-data
itu digunakan sebagai pedoman dalam pembagian kelompok dan pembagian lokasi
KKN. Mahasiswa yang mempunyai kemampuan berbahasa Jawa, tentu dibagi ke setiap
kelompok, mahasiswa yang mempunyai penyakit berat tentu juga dipertimbangkan
mengenai penempatannya. Yah, pada intinya semua dilakukan demi kelancaran
peserta dalam melaksanakan KKN.
Sebenarnya
tahapan KKN ada 3 yaitu pralokasi, lokasi, dan pasca lokasi
MASA PRALOKASI
Selang
beberapa hari setelah pendaftaran, pembagian kelompok pun diumumkan dan
pembekalan KKN atau lebih terkenal dengan sebutan COACHING KKN pun dimulai. Sebelum hari coaching pertama, aku sempat bertanya kepada beberapa kakak tingkat
yang sudah terlebih dahulu menjalani KKN, sebut saja mbak Bunga. Coaching itu ngapain sih mbak? Dan
jawabannya : ya hari sabtu harus datang ke kampus pagi-pagi. kamu duduk
ngedengerin pembicara ngomong sampai bosen. Kamu harus pake sepatu yang kayak
gini, baju yang kayak gini, kamu harus pake cocard, kamu ga boleh datang telat,
ribet dah. WOW, apakah coaching seribet itu, semembosankan itu? aku mulai
bertanya-tanya.
Akhirnya,
aku berangkat coaching pertama hari Sabtu, aku lupa tanggal berapa. Di buku
pedoman KKN tertera bahwa coaching dimulai jam 08.00 WIB. Kebetulan waktu itu
aku terlambat datang selama 15 menit. yah, aku kira masih wajar lah cuma telat
15 menit. Ehhh. tidak taunya pintu sudah ditutup. Perlahan-lahan aku dan banyak
teman lainnya membuka pintu. Terlihat sesi memang sudah dimulai dan tampang
seram ADPL (asisten dosen pembimbing lapangan) menghantui kami yang telat. Aku
tetap fokus mencari teman sekelompokku yang sama sekali belum kukenal. Dan
akhirnya ketemu! Ini dia mereka, 2 dari hukum, 1 dari arsitektur, 1 dari sipil,
1 dari teknik informatika, 1 dari teknik
industri, 1 dari ekonomi manajemen, 1 dari ekonomi akuntansi. Kombinasi yang
cukup bagus!
Coaching
demi coaching aku lalui bersama teman-teman yang lain. Ternyata coaching tidak
seburuk yang aku bayangkan. Pada saat coaching, kita memang dituntut untuk
disiplin, misal tidak boleh telat, memakai pakaian dan atribut KKN sesuai
ketentuan. Peserta memang akan diberi sanksi berupa Peringatan Tertulis
(pengurangan nilai) jika melanggar peraturan-peraturan tersebut. Hal ini tak
lain dan tak bukan bertujuan untuk melatih para peserta agar meningkatkan
kedisiplinan diri karena di lokasi nanti kedisiplinan dari para mahasiswa KKN
sangat diperlukan dan menjadi sorotan warga masyarakat.
Pada
saat coaching juga banyak materi penting yang disampaikan. Pada waktu itu
dijelaskan apa arti dan falsafah kkn, bagaimana kondisi dan potensi yang ada di
lokasi, bagaimana kami harus bersikap dan bertingkah laku, dan program kerja
apa yang sebaiknya kita lakukan. Kami juga dibekali dengan
pengetahuan-pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan pedesaan, demo
memasak bahan-bahan lokal sebagai gambaran nanti disana. Kami pun diberi
penjelasan bagaimana menjadikan KKN sebagai pendorong kemajuan desa, bagaimana
program kerja yang diangkat di KKN dapat dirumuskan menjadi Program Kreativitas
Mahasiswa. Banyak hal-hal positif yang dapat aku ambil dari pelaksanaan
coaching ini. Mungkin banyak dari teman-teman lain yang menganggap coaching ini
hanya omong kosong, tidak berguna, membuang waktu, tenaga, pikiran. Satu hal yang aku pikirkan adalah mereka
mungkin belum memahami dengan baik apa itu arti dan falsafah KKN
Ada
beberapa hal yang aku simpulkan dari sesi coaching yang disampaikan oleh Warek
I UAJY Ir. Ignatius Pramana Yuda, P.Hd., tentang arti dan falsafah KKN, adalah
bahwa KKN bukan hanya sekedar pemenuhan kewajiban terhadap beban SKS akademik
saja (sering diungkapkan sebagai syarat lulus), tetapi KKN harus dimaknai
secara mendalam sebagai salah satu cara belajar untuk para peserta dalam melihat
realita kehidupan di masyarakat. Dengan melihat langsung di masyarakat, para
peserta diharapkan dapat melihat potensi di pedukuhan, menyesuaikan diri,
berdiskusi dengan warga sehingga terungkaplah semua permasalahan yang
sesungguhnya ada di masyarakat. Peserta juga
dituntut dapat bekerja sama dengan kelompok, untuk memecahkan
permasalahan pedukuhan yang pada akhirnya dituangkan dalam bentuk program
kerja. Dari definisi di atas, dapat dilihat bahwa antara mahasiswa dan
masyarakat harus ada timbal balik. Peserta bisa mengembangkan diri mereka
melalui pelaksanaan KKN (belajar bersosialisasi, berkomunikasi, persuasi,
bernegosiasi dll) dan masyarakat juga berkembang dengan adanya transfer ilmu
dan pengetahuan dari mahasiswa. Begitu bung!
Lebih
jauh lagi, dan yang paling penting adalah mahasiswa harus benar-benar mampu
beradaptasi dengan kehidupan yang ada di masyarakat. Mahasiswa yang mungkin terbiasa hidup enak,
manja, individualis, acuh pada keadaan sekitar harus belajar bersosialisasi,
membaur dengan masyarakat, membantu pekerjaan induk semang, mengikuti
kegiatan-kegiatan yang ada di sana (kerja bakti, gotong royong, arisan, rapat
karang taruna dan lain-lain), bahkan juga harus mempersiapkan diri untuk belajar
sedikit sedikit bahasa daerah dan adat istiadat yang berlaku disana. Itu poin penting yang kedua!
Poin
penting yang ketiga adalah bagaimana caranya masing-masing peserta dapat
berinteraksi dan memberikan kontribusinya dengan baik pada kepentingan
kelompoknya. Mengapaaaa? karena semenjak pralokasi, lokasi, dan pascalokasi
akan banyak tugas-tugas yang menurut
saya lumayan berat. Tanpa koordinasi yang baik antar kelompok, tugas-tugas
tersebut tidak akan selesai. Setiap peserta harus bisa membagi waktu untuk
kepentingan kuliahnya, bermain, organisasi, dan KKN karena masing-masing peserta berasal dari
fakultas yang berbeda dengan kepentingan dan idealism yang berbeda pula. Setiap
peserta juga harus memahami sifat teman-teman sekelompoknya, mengendalikan
emosi, saling menghargai, saling membantu, dan menunjukkan sikap saling
terbuka. Hal ini penting sebab tak jarang masalah intern kelompok bisa jadi
penghalang yang besar bagi pelaksanaan program kerja. Catat ya!
Nah biasanya mbak-mbak dan mas-mas ADPL akan memberikan
beberapa tugas pada saat pralokasi diantaranya adalah :
- 1. Rencana Program Kerja
- 2. Analisis ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan) untuk setiap program kerja
- 3. Time Schedule
- 4. Modul yang berisi gambaran dan teknis pelaksanaan program kerja
- 5. Plang penunjuk jalan, struktur organisasi, jadwal piket
- 6. Blangko administrasi kelompok
Nah,
agar tidak terlalu banyak dan sering revisi, saya sarankan agar tugas-tugas ini
dikerjakan dalam tempo sesingkat-singkatnya (tepat waktu), dikerjakan
sebenar-benarnya, serapi-rapinya sesuai format dan penjelasan yang disampaikan
pleh ADPL. Jika ada yang masih bingung mengenai program kerja atau membutuhkan
bimbingan/arahan, saya sarankan untuk menghubungi para Dosen Pembimbing
Lapangan (DPL) yang sudah mempunyai banyak pengalaman dan pengetahuan. Jangan
mengeluh akan banyaknya tugas-tugas itu, karena sebenarnya tugas-tugas itu akan
membantu peserta dalam menganalisis masalah-masalah yang ada, meringankan
peserta saat berada di lokasi sehingga peserta dalam keadaan siap dan tidak
memalukan saat berada di lokasi.
Selain
tugas-tugas yang berbau Microsoft Word, pada saat pralokasi peserta juga harus
menjalani yang namanya Live in. Kegiatan Live in biasanya dilakukan selama 24
jam. Pada saat live in, peserta akan mencoba tinggal di rumah yang akan
ditempatinya. Peserta juga mencoba bersosialisasi, kulo nuwun, berkenalan sama warga agar warga tidak kaget ketika
peserta datang saat pelaksanaan KKN. Sebaiknya pada waktu live in, peserta
mulai mengkonsultasikan program-program kerja yang telah dirancang saat di
kampus dengan para pejabat pedukuhan atau bahkan dengan semua warga. Hal ini
bertujuan untuk mendapatkan saran, kritik, masukan untuk program kerja yang
kita susun sehingga tepat sasaran dan bermanfaat bagi masyarakat. Tidak menutup
kemungkinan juga akan terjadi penggantian program kerja, jika program kerja
tersebut ditolak oleh warga. Setelah live in, peserta ditugaskan untuk membuat 1
lembar refleksi live in yang berisi kesan pesan selama live in dan mungkin juga
renungan setelah menjalani live in. Berikut contoh refleksi live in yang aku
buat semasa KKN
Coaching
sudah, live in sudah, saatnya menghadapi UTS-nya KKN yaitu berupa presentasi
program kerja. Dalam presentasi ini, peserta harus berpakaian rapi dengan
atribut KKN lengkap seperti cocard, kaos KKB, jas almamater, sepatu dengan
ketentuan tertentu, dan celana/rok dengan ketentuan tertentu. Dalam presentasi
ini, semua anggota kelompok harus hadir dan mempresentasikan program kerja apa
yang akan dilaksanakan dalm waktu ±15 menit. Presentasi akan dinilai oleh Tim
Penilai Universitas, DPL, dan ADPL sehingga sebelum presentasi peserta harus
siap dengan materi yang disampaikan. Program kerja yang menghasilkan produk,
produknya juga harus dibawa pada saat presentasi.
Nah,
jika sudah melewati tahapan-tahapan tersebut, masa pralokasi bisa dibilang sudah
99% selesai. Peserta tinggal menentukan tanggal untuk dropping barang ke negara
tujuan masing-masing. Satu hal yang
perlu diperhatikan saat dropping barang adalah bawalah barang secukupnya,
jangan berlebihan. Jangan terlalu banyak membawa barang berharga/barang mewah
karena KKN bukan merupakan ajang pamer kekayaan.
Mungkin para ADPL akan membatasi jumlah motor
dan laptop yang dibawa dengan tujuan untuk mengefektifkan kegiatan KKN. Mungkin
di lokasi KKN banyak fasilitas-fasilitas umum seperti jalan, sinyal, listrik,
air dan lain sebagainya yang belum memadai, sehingga peserta KKN harus menyesuaikan diri dengan
hal-hal itu. Dan yang terpenting, jangan bayangkan bahwa KKN itu adalah liburan
di desa dengan segala kesantaian dan keseloannya. KKN adalah suatu bentuk PENGABDIAN DIRI kita kepada masyarakat.
Kita harus siap bekerja untuk mengembangkan warga masyarakat pedesaan sehingga
Indonesia akan semakin maju ! Selamat Mengabdi!
MASA LOKASI
Tiba
saatnya, peserta KKN harus meninggalkan hiruk pikuk kota, meninggalkan kos
tercinta, meninggalkan rumah dan berpisah dengan orang-orang rumah. Perjalanan
ke lokasi KKN diawali dengan upacara pelepasan oleh rektor dan doa bersama. Setelah
itu, peserta akan diarahkan ke bus (lebih tepatnya anak bus) masing-masing dan
menuju ke kecamatan/balai desa untuk
mengikuti upacara penerimaan oleh pejabat setempat. Nah, baru setelah upacara selesai, peserta
berangkat menuju posko KKN masing-masing. Dimulailah hari-hari kami di lokasi..
Kami
melaksanakan program kerja yang telah kami rancang. Tentu yang pertama
dilakukan adalah mengumpulkan warga untuk sosialisasi program kerja. Setelah
disepakati jadwal pelaksanaannya, proker pun dilaksanakan. H-1 sebelum
pelaksanaan proker sebaiknya dilakukan briefing dengan anggota kelompok agar
proker dapat berjalan lancar, dan setelah proker selesai dilaksanakan, sebaiknya
dilakukan evaluasi agar kesalahan yang sama tidak terjadi pada proker selanjutnya.
Masa-masa di lokasi merupakan masa-masa yang sangat menyenangkan jika kita bisa
menikmatinya. Berikut beberapa dokumentasi dari kelompokku…
Beberapa
hal penting yang harus dilakukan dan diperhatikan pada saat di lokasi adalah
- Melakukan pendekatan ke warga masyarakat
Hal ini mErupakan hal utama yang harus dilakukan. Tanpa
partisipasi warga, proker yang sudah dirancang sedemikian bagusnya, tidak akan
berjalan. Pendekatan dapat dilakukan dengan berkunjung atau sekedar bermain ke
rumah warga, sharing dan bertukar informasi dengan warga, sering menyapa dan
ramah dengan warga, jalan-jalan bersama anak-anak, membantu pekerjaan warga, dan
nimbrung di kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya. Perlu dilakukan
demikian, karena di pedesaan biasanya warga masih malu untuk berkomunikasi
dengan mahasiswa KKN. Ketika kita dekat
dengan warga, warga akan senang dan bersedia berpartisipasi dan bahkan membantu
program kerja kita.
- 2. Melakukan pendekatan ke induk semang
Bagaimanapun juga, kehadiran mahasiswa KKN di rumah induk
semang merupakan sebuah intervensi. Kebiasaan sehari-hari induk semang akan
berubah. Induk semang akan semakin repot memasak, membersihkan rumah,
menyediakan air, listrik dll demi kebutuhan peserta KKN. Memang benar jika kita
telah MEMBAYAR biaya KKN cukup
besar, tetapi hal itu tentu tak boleh menghilangkan rasa kemanusiaan kita
kepada induk semang. Sudah selayaknya dan sewajarnya, kita selalu bangun pagi, berinteraksi
dengan induk semang, membantu pekerjaan induk semang dari memasak, menyapu,
mencuci piring,membereskan rumah dll).
Masalah makanan merupakan masalah klasik yang sering ditemui.
Yang perlu diketahui selama KKN pola makan kita akan berubah. Kita akan memakan
apa yang warga makan, bukan apa yang biasa kita makan. Jadi, sebagai peserta
yang baik, seharusnya tidak perlu complain hanya masalah makanan yang tidak
sesuai harapan kita, kecuali kalo memang itu sudah keterlaluan sekali. Hal
penting yang perlu diingat adalah induk semang juga memberikan penilaian kepada
peserta KKN, sehingga secara langsung atau tidak induk semang akan mengamati
gerak-gerik pergerakan kita. Waspadalah! :D. Dengan tetap menghormati dan
menjaga perasaan induk semang, kesan baik akan dirasakan induk semang dan hubungan
yang baik pun akan tercipta sehingga KKN pun akan terasa lancar, damai, dan
bahagia.
- 3. Melakukan pendekatan ke ADPL
ADPL yang bertugas membimbing peserta juga perlu didekati
(Ingat bahwa ADPL juga memberikan penilaian). Peserta bisa berkeluh kesah
mengenai masalah-masalah yang timbul di lokasi kepada ADPL, baik masalah teknis
maupun non teknis. ADPL akan senang membimbing dan memberikan arahan jika
peserta bisa menghargai, menghormati , dan mengakrabkan diri dengan ADPL. Proses pembimbingan dan pengarahan tersebut
tentu dimaksudkan agar peserta tidak salah arah/jalan dalam menjalani program
kerjanya masing-masing.
- 4. Melakukan pendekatan ke kelompok lain
Hal ini juga perlu dilakukan, tapi porsinya tidak perlu sebanyak
3 poin sebelumnya. Selain untuk memperluas jaringan pertemanan, hal ini juga
bertujuan untuk studi banding pelaksanaan proker. Yang perlu diingat : boleh mengunjungi posko teman yang lain,
asal kelompok tidak sedang sibuk mempersiapkan/melakukan proker.
- 5. Masalah perizinan meninggalkan lokasi
Masalah perizinan sudah diatur di buku pedoman KKN. Sebaiknya
masalah KP, Skripsi, dan kegiatan akademik lainnya tidak dibawa sewaktu di
lokasi.
- 6. Melakukan perjalanan mencari cinta
Mungkin benar apa yang dikatakan Ir. Ign Pramana Yuda, Ph.D
bahwa KKN merupakan kesempatan terakhir untuk mencari pasangan. Ya, tidak ada
salahnya. Cuma peserta harus tahu waktu, kondisi, dan tetap dalam batas
kewajaran. Jangan sampai program kerja dikorbankan gara-gara hal ini.
Selain hal-hal yang bersifat praktis seperti yang aku jelaskan
di atas, peserta juga harus membuat beberapa dokumen yang cukup banyak seperti
berita acara setiap kegiatan, laporan keuangan, dan laporan akhir kegiatan KKN.
Menjelang akhir kegiatan lokasi, ADPL juga akan meminta beberapa orang dari
kelompok untuk membantu dalam kepanitiaan acara pameran.
Kegiatan pameran menandai berakhirnya masa lokasi. Pada
pameran ini, setiap kelompok akan menampilkan produk-produk hasil program kerja
KKN dan akan dilakukan penilaian lagi oleh Tim penilai. Warga juga turut diajak
berpartisipasi dalam hal ini. Dekorasi yang menarik, penampilan mahasiwa,
pentas seni masyarakat, dan hiburan lainnya seperti jathilan membuat suasana
pameran dan penutupan KKN menjadi semakin meriah.
Keesokan paginya, para peserta ditarik kembali untuk kembali
ke negara asalnya dengan oleh-oleh berbagai cerita dan pengalaman. Namun, jangan senang dulu, karena tugas belum
berhenti sampai di sini.
MASA PASCALOKASI
Masa pascalokasi merupakan perjuangan terakhir di titik darah
penghabisan dalam melaksanakan KKN. Di masa-masa ini peserta ditugaskan untuk
mengumpulkan hardfile laporan akhir. Setelah itu, para peserta tinggal
berleha-leha sambil berdoa menunggu nilai KKN keluar. Dan yang penting, jangan lupakan tempat dan
orang-orang yang telah membantu selama kita berproses di KKN!
Akhir kata,
Aku hanya bisa bilang,
SELAMAT BER-KKN, SUKSES SELALU
Mas selama mas kkn disana apakah ada daerah yang butuh bantuan obyrk jalan yang masih bebatuan dan butuh diaspal , atau butuh bantuan pembanginan masjid. Tolong di infokan mass . saya lagi ada tigas penelitian. Cp saya mas wa : 08113218461 terimkasih banyak mass
ReplyDeleteMaaf maksudya mbak
ReplyDelete