Sunday, August 31, 2014

Di balik frase” LULUSAN TERBAIK”

Hakikat kehidupan bukanlah peristiwa-peristiwa besar, melainkan saat keseharian (A.J. Liem Sioe Siet)

Sekitar jam 13.00 WIB. Kalender menunjukkan waktu itu hari Senin, 19 Mei 2014. Seperti biasa, sebagai Asisten Dosen Pendamping Lapangan (ADPL) KKN, saya sedang piket di kantor LPPM UAJY (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Atma Jaya Yogyakarta). Ya, waktu itu saya ingat betul, saya duduk di sofa berwarna kuning menghadap ke timur, sambil memegang (dan sesekali membaca)buku Campbell jilid 2.Terlihat rajin ya? Itu adalah pertama kalinya saya membuka secara pelan-pelan kitab sucinya anak Biologi setelah 3,8 tahun kuliah. Itu pun terpaksa saya lakukan karena saya harus maju olimpiade ke tingkat nasional di Semarang tanggal 22-25 Mei 2014 setelah kebetulan menang di tingkat DIY.

HP bergetar, ternyata telepon dari Wakil Dekan III Fakultas Teknobiologi, sebut saja Bu Indah Murwani. Perasaan saya tidak enak. Setelah menerima telepon, saya jadi  senang dan panik!! Beliau bilang kalau saya terpilih menjadi lulusan terbaik.  Lantas mengapa saya panik? Saya harus membuat naskah pidato (sambutan) sebagai wakil wisudawan dalam waktu kurang dari 48 jam, di samping saya harus mengurus yudisium, rapat ADPL, mempersiapkan wisuda, dan mempersiapkan olimpiade yang kurang beberapa hari lagi. Semua urusan penting itu punya deadline yang sama. it’s a damn day!!!

Tanggal 20 Mei 2014 jam 21.00 barulah saya mulai mengetik naskahnya, waktu itu saya habis makan malam dengan salah seorang teman saya, ya teman. haha. Beruntunglah masih ada satu teman lagi ikut membantu saya. Ya, saya memang sudah tak berdaya lagi untuk berpikir setelah tenaga saya terforsir seharian. Singkat cerita naskah sudah jadi berkat bantuan kedua teman saya itu.

Saya pulang. Di dalam kamar saya merenung sebentar. Saya bersyukur atas anugerah Allah SWT yang sangat luar biasa, di luar dugaan saya. Saya lulusan terbaik? Apakah saya pantas?

Saya bukan mahasiswa baik-baik (?). Maksud saya, saya bukan tipe mahasiswa ber-IP 4 yang selalu menomorsatukan sisi akademik. Kalo IP saya bagus, itu karena saya beruntung, saya sudah menemukan cara belajar saya yang efektif yaitu sistem SKS. haha. Di kelas, saya memang berusaha memperhatikan dosen, tetapi tak jarang saya tidur di kelas, di samping teman saya yang bermain Plant vs Zombie. Saya akui saya tidak pernah terlambat datang ke kelas dosen-dosen tertentu yang menerapkan sistem kunci pintu.  Saya akui saya rajin ke perpustakaan, tapi itu hanya saat semester 1 saja. Lalu mengapa bisa saya yang terpilih? Masih misteri. Mungkin mereka salah pilih. Bisa jadi. haha

Kembali saya merefleksikan perjalanan kuliah saya. Tahun 2010 saya masuk dengan semua kepolosan dan kendesoan saya. Untunglah, keluarga FTB UAJY menerima mahasiswa baru layaknya keluarga, jadi saya tidak merasa terkucilkan. Semester 1 adalah semester terajin saya. Waktu itu saya masih berorientasi pada nilai A. Bahkan ketika itu, saya kecewa karena ada 1 nilai mata kuliah yang mendapat nilai B. Mulai semester 2, saya teracuni oleh berbagai kegiatan yang diadakan oleh Presidium Mahasiswa (Presma) FTB UAJY, Kelompok Studi Biologi (KSB)UAJY, Forum Komunikasi Mahasiswa Islam (Forkomi) UAJY , dan Komunitas PSSB (Program Seleksi Siswa Berprestasi) UAJY. Awalnya sih hanya asal ikut-ikutan aja, semakin lama saya rasa kok ya saya memang butuh kegiatan-kegiatan semacam ini untuk mengurangi kepolosan dan kendesoan saya tadi.

Tuhan pun memberi jalan, entah bagaimana ceritanya waktu itu, semester 3-4 saya akhirnya menjadi pengurus harian di 3 organisasi (sekretaris di Forkomi, KSB, dan PSSB). Saya rasa waktu itu saya cukup nekat menjadi pengurus harian di 2 organisasi pada periode kepengurusan yang sama disamping saya harus mempertahankan IP bagus agar tetap mendapat beasiswa. Ya tau sendiri lah, penghasilan orang tua saya yang bekerja sebagai penarik becak tak mungkin cukup untuk membayar uang kuliah di UAJY (Universitas Anak Jutawan Yogyakarta). Cukup pontang-panting saya menjalankan tugas organisasi dan tugas kuliah yang semakin berat. Untunglah saya dibantu oleh keluarga yang sangat baik hati, keluarga Ir. Tarsisius Sutaryanto, yang menyediakan tempat tinggal dan fasilitas pendukung kuliah untuk saya.

Semester 5-6, merupakan semester terberat yang saya rasakan. Saya nekat mencalonkan diri sebagai ketua Presma, walaupun sebenarnya aku belum cukup merasa mampu diposisi itu, walaupun akhirnya saya kalah dengan rival sekaligus sahabat saya sendiri dan akhirnya saya menjadi wakilmya. Kegiatan di Presma sangat banyak, membuat saya menghabiskan lebih banyak waktu saya di kampus daripada di rumah. Sampai banyak yang bilang saya ini ayam kampus. Lebih gilanya lagi, saya nekat melamar jadi asisten praktikum yang kerjaannya juga seabreg.  Waktu itu sih motivasinya biar ada uang tambahan buat jajan *salahmotivasi*. Semester 7 saya fokus ke skripsi dan KKN, dengan tetap menjadi asisten praktikum. Setelah selesai penelitian saya bergabung dengan korps ADPL 65 yang masih bertugas hingga bulan Agustus 2014. Belum habis semester 8, saya sudah menyelesaikan studi saya. Ini lebih cepat dari yang saya bayangkan. Sungguh di luar ekspektasi saya!

Lalu apa hubungannya, perjalanan kuliah saya, dengan pencapaian saya sebagai lulusan terbaik, dan quote pak Liem Sioe Siet di atas?

Perjalanan kuliah saya di Atma Jaya sungguh luar biasa melelahkan, saya akui. Dalam keseharian, bekerja keras, beradaptasi, bersosialisasi, bernegosiasi, disiplin, mengatur waktu, mengatur prioritas, dan membangun karakter, ternyata bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Selama 3,8 tahun saya belajar tentang itu dari banyak orang-orang hebat yang saya temui selama kuliah, dan saya merasa itu belum cukup. Saya masih harus terus belajar dan belajar. Pencapaian saya sebagai lulusan terbaik, saya anggap sebagai peristiwa besar dalam hidup saya. Saya yakin ini adalah sebuah kebetulan yang bukan kebetulan. Mungkin Tuhan sedang memberikan hadiah buat saya, atau lebih tepatnya memberikan ujian buat saya, agar saya tidak sombong, agar saya tidak lupa diri. Tetapi saya yakin, dibalik apakah itu hadiah atau ujian, saya yakin sesungguhnya Tuhan sedang memberikan pelajaran, bahwa proses hidup yang baik yang dilandasi dengan ketulusan , akan memberikan hasil yang baik.

Teladan mengenai proses kehidupan telah dicontohkan oleh Bapak A.J. Liem Sioe Siet, salah satu tokoh pendiri Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Perjalanan beliau membangun UAJY sungguh luar biasa. Saya baru membaca separuh dari memoar yang beliau tulis, tetapi saya sudah dapat menyimpulkan bahwa beliau adalah sosok yang selalu mengikuti suara hatinya, sederhana, penuh kejujuran, pemberani dan mempunyai semangat pantang menyerah. Beliau berprinsip bahwa karakter, yang merupakan cerminan diri kita sehari-hari, merupakan kunci kehidupan.

Perjalanan selama 3,8 tahun ini, tidak akan pernah saya lupakan karena ini merupakan titik tolak kehidupan saya. Saya menjadi sadar, seperti yang Pak Liem katakan bahwa kehidupan itu adalah sebuah proses. Perjalanan saya selama 3,8 tahun ini lah yang dinamakan kehidupan, bukan pada saat saya terpilih menjadi lulusan terbaik. Predikat lulusan terbaik hanyalah euphoria sesaat, yang nantinya orang akan lupa, bahkan tidak peduli. tetapi keseharian saya, karakter saya, itulah yang akan semua orang kenang. Ya, itulah hakikat kehidupan!

Sebenarnya, tidak ada yang terlalu istimewa dari lulusan terbaik, yang berbeda hanya selempangnya saja :D

Sambutan ini saya sampaikan pada saat wisuda, yang merupakan salah satu peristiwa  besar dalam hidup saya.

SAMBUTAN WAKIL WISUDAWAN
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Periode III Tahun Akademik 2013/2014
31 Mei 2014



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Selamat pagi dan salam sejahtera

Yang kami hormati,
Koordinator Kopertis Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta
Ketua dan Pengurus Yayasan Slamet Riyadi Yogyakarta
Rektor beserta Para Wakil Rektor
Ketua dan Sekretaris Senat Akademik Universitas
Dekan dan Wakil Dekan Fakultas
Ketua Lembaga, Para Pejabat Struktural, Bapak/Ibu Dosen
Wakil Alumni Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Segenap Karyawan di Lingkungan Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Bapak/Ibu Orang Tua Wali Wisudawan/wati
Rekan-rekan Wisudawan/wati Program Sarjana dan Magister
dan hadirin sekalian yang berbahagia

Alhamdulillah, puji dan syukur tentu kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah di hari bahagia ini. Pertama-tama, izinkan saya berdiri di hadapan Bapak/Ibu dan hadirin semuanya untuk mewakili teman-teman wisudawan/wisudawati menyampaikan sepatah kata sebagai ungkapan kebahagiaan kami.

Hadirin yang kami hormati,
Hari ini, detik ini, berawal dari sebuah mimpi. Mimpi saya, mimpi kami, dan mungkin juga mimpi Bapak/Ibu. Detik ini, seperti yang Anda lihat adalah sebuah realita. Realita yang menyatakan bahwa kami adalah pemenang atau dalam istilah biologi, kami telah lolos dalam survival of the fittest. Tidak menjadi masalah berapapun IPK kami, berapapun waktu studi kami, apapun fakultas kami, tentulah membutuhkan perjuangan yang luar biasa hingga kami bisa sampai pada hari ini, di tempat ini. ”Nobody said it was easy”, begitulah salah satu lirik lagu.
Hari ini, kami patut bersyukur kepada Tuhan yang masih menjaga kami semua dengan segenap impian-impian besar kami tentang masa depan. Kami patut bersyukur atas ketegaran dan keteguhan yang Tuhan sematkan pada diri kami. Atas apa yang dapat kita raih pada hari ini, kami juga patut berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu selama kami berproses. Terimakasih kepada orang tua kami, kepada keluarga kami, kepada pimpinan universitas, kepada pimpinan fakultas, kepada para dosen, kepada segenap karyawan, kepada teman-teman kami dan kepada pihak-pihak yang tak dapat kami sebutkan satu persatu. Secara khusus, saya secara pribadi ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan bagi saya dan mungkin juga beberapa teman lain untuk mendapatkan beasiswa PSSB sehingga kami bisa belajar di bangku kuliah selama 4 tahun secara gratis. Sungguh merupakan keberuntungan dan saya juga mengapresiasi program-program beasiswa di Atma Jaya yang sangat membantu mahasiswa-mahasiswinya dalam kelancaran studinya.

Bapak/ibu dan teman-teman yang berbahagia,
Hari ini adalah tentang masa depan. Pada awalnya kami bagaikan satu sel sperma yang berusaha untuk menemui sel telur. Penuh perjuangan dalam menghadapi halangan dan rintangan, penuh semangat dalam setiap langkah, walaupun terkadang terasa letih, kami tak pantang menyerah, karena ada satu tujuan yaitu hari ini. Hari ini sang sperma telah bertemu sel telur atau dalam kata lain kami ini telah menjadi bayi dalam kandungan ibu. Kami akan memulai kehidupan kami dari awal lagi. Kami akan lahir ke dunia, dan kami harus menghadapi dunia yang baru bagi kami. Kami masih akan tetap belajar dan terus belajar agar kami bisa menjadi manusia dewasa seutuhnya hingga akhirnya kami dapat mengabdikan diri pada masyarakat sesuai dengan semboyan Serviens in lumine veritatis, melayani dalam cahaya kebenaran

Suatu kebanggaan bagi kami dapat bergabung dalam civitas akademika Universitas Atma Jaya Yogyakarta, sebuah universitas yang unik. Di dalamnya kami dapat menemukan nilai-nilai jiwa yang unggul, inklusif, dan humanis yang terintegrasi dalam keseharian kami. Di dalamnya kami dapat bertemu dengan orang-orang hebat. Di dalamnya kami tumbuh, disiram dengan pengetahuan, dipupuk dengan budi pekerti luhur, dirawat dengan cinta kasih dalam semangat keatmajayaan. Di dalamnya kami dapat bermetamorfosis, dari bentuk kami yang seperti kepompong pada semester awal. Kami diolah, dibimbing, dididik dengan sabar oleh Bapak/Ibu dosen dan karyawan. Di semester pertengahan, kami berubah menjadi ulat yang mungkin berbahaya, kami mulai memberontak mengenai kerasnya kehidupan kampus, dengan sabar Bapak/Ibu dosen dan karyawan tetap menjaga kami, memotivasi kami hingga akhirnya saat ini kami menjadi kupu-kupu yang indah, yang dapat membantu bunga-bunga menghasilkan benih-benih kehidupan baru.

Universitas Atma Jaya Yogyakarta, dengan segenap kekurangan dan kelebihannya, kami yakin akan terus berevolusi. Terus menerus berubah dan berkembang, terus menerus melahirkan generasi-generasi penuh energi yang siap digunakan untuk melakukan perubahan-perubahan di negeri ini. Meminjam istilah dari Raymundus Rikang “Negeri ini belum selesai, bahkan tak perlu selesai. Kitalah, sarjana muda yang kaya akan ide dan gagasan yang brilian, saatnya mengambil peran. Kita harus bersiap menginspirasi, membukakan perspektif baru, menyodorkan kesadaran baru, dan menyalakan harapan menjadi lebih terang”.

Hadirin yang berbahagia,
Perjalanan kami menjadi mahasiswa adalah sebuah petualangan.  Perjalanan kami menjadi mahasiswa adalah sebuah cerita yang hebat, yang di dalamnya terdapat tawa, tangis, amarah, rasa puas, kecewa, senang, sedih, dan sebagainya. Perjalanan kami menjadi mahasiswa adalah sebuah kisah yang mengagumkan, yang di dalamnya terdapat jalinan pertemanan yang indah, atau mungkin tidak. Perjalanan kami menjadi mahasiswa adalah sebuah kisah yang penuh konflik. Konflik dengan sesama mahasiswa, konflik dengan dosen, konflik dengan pejabat kampus, atau yang paling sering konflik dengan diri sendiri. Perjalanan kami menjadi mahasiswa adalah sebuah kisah yang penuh rasa syukur. Rasa syukur karena dapat mengenal teman-teman, rasa syukur karena dapat mengenal Bapak/Ibu dosen karyawan, dan rasa syukur karena kami mendapat pendidikan yang mungkin tidak didapatkan orang lain. Perjalanan kami menjadi mahasiswa adalah sebuah kisah yang penuh cinta, yang di dalamnya kami menemukan makna cinta, menemukan orang-orang yang kami cinta. Perjalanan kami menjadi mahasiswa adalah sebuah panutan. Panutan bagi kami untuk menjalani hari-hari selepas sarjana. Untuk kami pakai di dunia kerja nanti. Untuk kami pakai di masa tua nanti.

Saat ini, adalah hari terakhir kami menjadi mahasiswa, segenap permohonan maaf kami sampaikan sebesar-besarnya atas ucapan, keputusan, tindakan, dan perilaku kami yang kurang berkenan bagi Bapak/Ibu selama kami belajar di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Kami juga memohon doa restu kepada bapak ibu agar kita kelak dapat mengemban amanah menjaga nama baik almamater dan menjadi sarjana yang berguna bagi nusa dan bangsa. Untuk teman-teman wisudawan-wisudawati, marilah kita singsingkan lengan baju kita dan terus berdoa untuk kesuksesan karir dan kehidupan kita di masa depan serta untuk kemajuan Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Terimakasih Universitas Atma Jaya Yogyakarta dengan segala kenangan yang ada di sini.
Aku bangga, aku bangga, aku bangga bersamamu, Atma Jaya Yogyakarta


Yogyakarta, 31 Mei 2014
Salam hangat



Astri Asih, S.Si.

8 comments:

  1. Pidatomu keren banget Astri! Hahaha. Sukses dan semangat ya dalam perjalanan hidup yg baru :)

    ReplyDelete
  2. hahaha. itu yang ngarang bertiga mar, aku, aditya fendy, sama abdulloh khudry
    sukses juga buat kamu, Martha Florencia Endika, S.Si.

    ReplyDelete
  3. Well well very well. Dari penyusunan dan pilihan katanya sudah merefleksikan "Sang Terbaik". Hahaha. Terus semangat menyongsong masa depan ya, kini babak baru telah dimulai. Congratulation

    ReplyDelete
  4. wahha. terimakasih banyak. sukses buat kita semua :)

    ReplyDelete
  5. as,,aku mbebes mili baca ini,,,hhuhuhu
    besok kalau aku nikah kau pidato juga ya,,lhohh lhoh

    ReplyDelete
  6. *kasih tisu*
    waduuuh. kalo pas kamu nikahan aku yang pidato, nanti aku yang nangis sef hahahaaaa

    ReplyDelete
  7. Waaaa~ aku terhura bacanya mbak :3
    Joss lah mbak Astri!! Tetap semangat mbak~

    ReplyDelete
  8. iyaaaa. semangat ya adeee. sukses buat kuliahnya :) Salam S.Si hahahaa

    ReplyDelete