Hakikat kehidupan bukanlah peristiwa-peristiwa besar,
melainkan saat keseharian (A.J. Liem Sioe Siet)
Sekitar
jam 13.00 WIB. Kalender menunjukkan waktu itu hari Senin, 19 Mei 2014. Seperti
biasa, sebagai Asisten Dosen Pendamping Lapangan (ADPL) KKN, saya sedang piket
di kantor LPPM UAJY (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Atma Jaya Yogyakarta). Ya, waktu itu saya ingat betul, saya duduk
di sofa berwarna kuning menghadap ke timur, sambil memegang (dan sesekali
membaca)buku Campbell jilid 2.Terlihat rajin ya? Itu adalah pertama kalinya saya
membuka secara pelan-pelan kitab
sucinya anak Biologi setelah 3,8 tahun kuliah. Itu pun terpaksa saya lakukan
karena saya harus maju olimpiade ke tingkat nasional di Semarang tanggal 22-25
Mei 2014 setelah kebetulan menang di
tingkat DIY.
HP bergetar, ternyata telepon dari Wakil Dekan
III Fakultas Teknobiologi, sebut saja Bu Indah Murwani. Perasaan saya tidak
enak. Setelah menerima telepon, saya jadi senang dan panik!! Beliau bilang kalau saya
terpilih menjadi lulusan terbaik. Lantas
mengapa saya panik? Saya harus membuat naskah pidato (sambutan) sebagai wakil
wisudawan dalam waktu kurang dari 48 jam, di samping saya harus mengurus
yudisium, rapat ADPL, mempersiapkan wisuda, dan mempersiapkan olimpiade yang
kurang beberapa hari lagi. Semua urusan penting itu punya deadline yang sama. it’s
a damn day!!!
Tanggal
20 Mei 2014 jam 21.00 barulah saya mulai mengetik naskahnya, waktu itu saya
habis makan malam dengan salah seorang teman saya, ya teman. haha. Beruntunglah
masih ada satu teman lagi ikut membantu saya. Ya, saya memang sudah tak berdaya
lagi untuk berpikir setelah tenaga saya terforsir seharian. Singkat cerita
naskah sudah jadi berkat bantuan kedua teman saya itu.
Saya
pulang. Di dalam kamar saya merenung sebentar. Saya bersyukur atas anugerah
Allah SWT yang sangat luar biasa, di luar dugaan saya. Saya lulusan terbaik?
Apakah saya pantas?
Saya
bukan mahasiswa baik-baik (?). Maksud saya, saya bukan tipe mahasiswa ber-IP 4
yang selalu menomorsatukan sisi akademik. Kalo IP saya bagus, itu karena saya
beruntung, saya sudah menemukan cara belajar saya yang efektif yaitu sistem
SKS. haha. Di kelas, saya memang berusaha memperhatikan dosen, tetapi tak
jarang saya tidur di kelas, di samping teman saya yang bermain Plant vs Zombie. Saya akui saya tidak
pernah terlambat datang ke kelas dosen-dosen tertentu yang menerapkan sistem kunci pintu. Saya akui saya rajin ke perpustakaan, tapi itu
hanya saat semester 1 saja. Lalu mengapa bisa saya yang terpilih? Masih misteri.
Mungkin mereka salah pilih. Bisa jadi. haha
Kembali
saya merefleksikan perjalanan kuliah saya. Tahun 2010 saya masuk dengan semua
kepolosan dan kendesoan saya.
Untunglah, keluarga FTB UAJY menerima mahasiswa baru layaknya keluarga, jadi
saya tidak merasa terkucilkan. Semester 1 adalah semester terajin saya. Waktu
itu saya masih berorientasi pada nilai A. Bahkan ketika itu, saya kecewa karena
ada 1 nilai mata kuliah yang mendapat nilai B. Mulai semester 2, saya teracuni
oleh berbagai kegiatan yang diadakan oleh Presidium Mahasiswa (Presma) FTB UAJY,
Kelompok Studi Biologi (KSB)UAJY, Forum Komunikasi Mahasiswa Islam (Forkomi)
UAJY , dan Komunitas PSSB (Program Seleksi Siswa Berprestasi) UAJY. Awalnya sih
hanya asal ikut-ikutan aja, semakin lama saya rasa kok ya saya memang butuh
kegiatan-kegiatan semacam ini untuk mengurangi kepolosan dan kendesoan saya tadi.
Tuhan
pun memberi jalan, entah bagaimana ceritanya waktu itu, semester 3-4 saya
akhirnya menjadi pengurus harian di 3 organisasi (sekretaris di Forkomi, KSB,
dan PSSB). Saya rasa waktu itu saya cukup nekat menjadi pengurus harian di 2
organisasi pada periode kepengurusan yang sama disamping saya harus
mempertahankan IP bagus agar tetap mendapat beasiswa. Ya tau sendiri lah, penghasilan
orang tua saya yang bekerja sebagai penarik becak tak mungkin cukup untuk membayar
uang kuliah di UAJY (Universitas Anak Jutawan Yogyakarta). Cukup
pontang-panting saya menjalankan tugas organisasi dan tugas kuliah yang semakin
berat. Untunglah saya dibantu oleh keluarga yang sangat baik hati, keluarga Ir.
Tarsisius Sutaryanto, yang menyediakan tempat tinggal dan fasilitas pendukung
kuliah untuk saya.
Semester
5-6, merupakan semester terberat yang saya rasakan. Saya nekat mencalonkan diri
sebagai ketua Presma, walaupun sebenarnya aku belum cukup merasa mampu diposisi
itu, walaupun akhirnya saya kalah dengan rival sekaligus sahabat saya sendiri
dan akhirnya saya menjadi wakilmya. Kegiatan di Presma sangat banyak, membuat
saya menghabiskan lebih banyak waktu saya di kampus daripada di rumah. Sampai
banyak yang bilang saya ini ayam kampus. Lebih gilanya lagi, saya nekat melamar
jadi asisten praktikum yang kerjaannya juga seabreg. Waktu itu sih motivasinya biar ada uang
tambahan buat jajan *salahmotivasi*. Semester 7 saya fokus ke skripsi dan KKN,
dengan tetap menjadi asisten praktikum. Setelah selesai penelitian saya
bergabung dengan korps ADPL 65 yang masih bertugas hingga bulan Agustus 2014.
Belum habis semester 8, saya sudah menyelesaikan studi saya. Ini lebih cepat
dari yang saya bayangkan. Sungguh di luar ekspektasi saya!
Lalu
apa hubungannya, perjalanan kuliah saya, dengan pencapaian saya sebagai lulusan
terbaik, dan quote pak Liem Sioe Siet
di atas?
Perjalanan
kuliah saya di Atma Jaya sungguh luar biasa melelahkan, saya akui. Dalam
keseharian, bekerja keras, beradaptasi, bersosialisasi, bernegosiasi, disiplin,
mengatur waktu, mengatur prioritas, dan membangun karakter, ternyata bukan hal
yang mudah untuk dilakukan. Selama 3,8 tahun saya belajar tentang itu dari
banyak orang-orang hebat yang saya temui selama kuliah, dan saya merasa itu belum
cukup. Saya masih harus terus belajar dan belajar. Pencapaian saya sebagai
lulusan terbaik, saya anggap sebagai peristiwa besar dalam hidup saya. Saya
yakin ini adalah sebuah kebetulan yang bukan kebetulan. Mungkin
Tuhan sedang memberikan hadiah buat saya, atau lebih tepatnya memberikan ujian
buat saya, agar saya tidak sombong, agar saya tidak lupa diri. Tetapi saya
yakin, dibalik apakah itu hadiah atau ujian, saya yakin sesungguhnya Tuhan
sedang memberikan pelajaran, bahwa proses hidup yang baik yang dilandasi dengan
ketulusan , akan memberikan hasil yang baik.
Teladan
mengenai proses kehidupan telah dicontohkan oleh Bapak A.J. Liem Sioe Siet,
salah satu tokoh pendiri Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Perjalanan beliau
membangun UAJY sungguh luar biasa. Saya baru membaca separuh dari memoar yang
beliau tulis, tetapi saya sudah dapat menyimpulkan bahwa beliau adalah sosok
yang selalu mengikuti suara hatinya, sederhana, penuh kejujuran, pemberani dan
mempunyai semangat pantang menyerah. Beliau berprinsip bahwa karakter, yang
merupakan cerminan diri kita sehari-hari, merupakan kunci kehidupan.
Perjalanan
selama 3,8 tahun ini, tidak akan pernah saya lupakan karena ini merupakan titik
tolak kehidupan saya. Saya menjadi sadar, seperti yang Pak Liem katakan bahwa kehidupan itu adalah sebuah
proses. Perjalanan saya selama 3,8 tahun ini lah yang dinamakan kehidupan,
bukan pada saat saya terpilih menjadi lulusan terbaik. Predikat lulusan terbaik
hanyalah euphoria sesaat, yang nantinya orang akan lupa, bahkan tidak peduli.
tetapi keseharian saya, karakter saya, itulah yang akan semua orang kenang. Ya,
itulah hakikat kehidupan!
Sebenarnya,
tidak ada yang terlalu istimewa dari lulusan terbaik, yang berbeda hanya
selempangnya saja :D
Sambutan ini saya sampaikan pada saat wisuda, yang merupakan
salah satu peristiwa besar dalam hidup
saya.
SAMBUTAN WAKIL WISUDAWAN
Universitas Atma Jaya
Yogyakarta
Periode III Tahun Akademik
2013/2014
31 Mei 2014
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Selamat pagi dan salam sejahtera
Yang kami hormati,
Koordinator Kopertis Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta
Ketua dan Pengurus Yayasan Slamet Riyadi
Yogyakarta
Rektor beserta Para Wakil Rektor
Ketua dan Sekretaris Senat Akademik Universitas
Dekan dan Wakil Dekan Fakultas
Ketua Lembaga, Para Pejabat Struktural,
Bapak/Ibu Dosen
Wakil Alumni Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Segenap Karyawan di Lingkungan Universitas Atma
Jaya Yogyakarta
Bapak/Ibu Orang Tua Wali Wisudawan/wati
Rekan-rekan Wisudawan/wati Program Sarjana dan
Magister
dan hadirin sekalian yang berbahagia
Alhamdulillah, puji dan syukur tentu kita
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah di hari
bahagia ini. Pertama-tama, izinkan saya berdiri di hadapan Bapak/Ibu dan
hadirin semuanya untuk mewakili teman-teman wisudawan/wisudawati menyampaikan
sepatah kata sebagai ungkapan kebahagiaan kami.
Hadirin yang kami hormati,
Hari ini, detik ini,
berawal dari sebuah mimpi. Mimpi saya, mimpi kami, dan mungkin juga mimpi
Bapak/Ibu. Detik ini, seperti yang Anda lihat adalah sebuah realita. Realita
yang menyatakan bahwa kami adalah pemenang atau dalam istilah biologi, kami
telah lolos dalam survival of the fittest.
Tidak menjadi masalah berapapun IPK kami, berapapun waktu studi kami, apapun fakultas kami,
tentulah membutuhkan perjuangan yang luar
biasa hingga kami bisa sampai pada hari ini, di tempat ini. ”Nobody said it was easy”, begitulah
salah satu lirik lagu.
Hari
ini, kami patut bersyukur kepada Tuhan yang masih menjaga kami semua dengan
segenap impian-impian besar kami tentang masa depan. Kami patut bersyukur atas
ketegaran dan keteguhan yang Tuhan sematkan pada diri kami. Atas apa yang dapat
kita raih pada hari ini, kami juga patut berterima kasih kepada seluruh pihak
yang telah mendukung dan membantu selama kami berproses. Terimakasih kepada
orang tua kami, kepada keluarga kami, kepada pimpinan universitas, kepada pimpinan
fakultas, kepada para dosen, kepada segenap
karyawan, kepada teman-teman kami dan kepada pihak-pihak yang tak dapat kami
sebutkan satu persatu. Secara khusus, saya secara pribadi ingin menyampaikan
terima kasih sebesar-besarnya kepada Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang
telah memberikan kesempatan bagi saya dan mungkin juga beberapa teman lain
untuk mendapatkan beasiswa PSSB
sehingga kami bisa belajar di bangku kuliah selama 4 tahun secara gratis.
Sungguh merupakan keberuntungan dan saya juga mengapresiasi program-program
beasiswa di Atma Jaya yang sangat membantu mahasiswa-mahasiswinya dalam
kelancaran studinya.
Bapak/ibu dan teman-teman
yang berbahagia,
Hari ini adalah tentang masa depan. Pada awalnya kami
bagaikan satu sel sperma yang berusaha untuk menemui sel telur. Penuh perjuangan dalam
menghadapi halangan dan rintangan, penuh semangat dalam setiap langkah,
walaupun terkadang terasa letih, kami tak pantang menyerah, karena ada satu
tujuan yaitu hari ini. Hari ini sang sperma telah bertemu sel telur atau dalam
kata lain kami ini telah menjadi bayi dalam kandungan ibu. Kami akan memulai
kehidupan kami dari awal lagi. Kami akan lahir ke dunia, dan kami harus
menghadapi dunia yang baru bagi kami. Kami masih akan tetap belajar dan terus
belajar agar kami bisa menjadi manusia dewasa seutuhnya hingga akhirnya kami
dapat mengabdikan diri pada masyarakat sesuai dengan semboyan Serviens in lumine veritatis, melayani
dalam cahaya kebenaran
Suatu kebanggaan bagi kami dapat bergabung dalam civitas akademika
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, sebuah universitas yang unik. Di dalamnya
kami dapat menemukan nilai-nilai jiwa yang unggul, inklusif, dan humanis yang
terintegrasi dalam keseharian kami. Di dalamnya kami dapat bertemu dengan
orang-orang hebat. Di dalamnya kami tumbuh, disiram dengan pengetahuan, dipupuk
dengan budi pekerti luhur, dirawat dengan cinta kasih dalam semangat
keatmajayaan. Di dalamnya kami dapat bermetamorfosis, dari bentuk kami yang
seperti kepompong pada semester awal. Kami diolah, dibimbing, dididik dengan
sabar oleh Bapak/Ibu dosen dan karyawan. Di semester pertengahan, kami berubah
menjadi ulat yang mungkin berbahaya, kami mulai memberontak mengenai kerasnya
kehidupan kampus, dengan sabar Bapak/Ibu dosen dan karyawan tetap menjaga kami,
memotivasi kami hingga akhirnya saat ini kami menjadi kupu-kupu yang indah,
yang dapat membantu bunga-bunga menghasilkan benih-benih kehidupan baru.
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, dengan segenap kekurangan dan
kelebihannya, kami yakin akan terus berevolusi. Terus menerus berubah dan berkembang,
terus menerus melahirkan generasi-generasi penuh energi yang siap digunakan
untuk melakukan perubahan-perubahan di negeri ini. Meminjam istilah dari
Raymundus Rikang “Negeri ini belum selesai, bahkan tak perlu selesai. Kitalah,
sarjana muda yang kaya akan ide dan gagasan yang brilian, saatnya mengambil
peran. Kita harus bersiap menginspirasi, membukakan perspektif baru,
menyodorkan kesadaran baru, dan menyalakan harapan menjadi lebih terang”.
Hadirin yang berbahagia,
Perjalanan kami menjadi mahasiswa adalah sebuah petualangan. Perjalanan kami menjadi mahasiswa
adalah sebuah cerita yang hebat, yang di dalamnya terdapat tawa, tangis, amarah, rasa puas, kecewa,
senang, sedih, dan sebagainya. Perjalanan kami menjadi mahasiswa
adalah sebuah kisah yang mengagumkan, yang di dalamnya terdapat jalinan
pertemanan yang indah, atau mungkin tidak. Perjalanan kami menjadi
mahasiswa adalah sebuah kisah yang penuh konflik. Konflik dengan sesama
mahasiswa, konflik dengan dosen, konflik dengan pejabat kampus, atau yang paling sering konflik dengan diri sendiri. Perjalanan kami menjadi mahasiswa adalah sebuah
kisah yang penuh rasa syukur. Rasa syukur karena dapat mengenal
teman-teman, rasa syukur karena dapat mengenal Bapak/Ibu dosen karyawan, dan rasa syukur karena kami mendapat pendidikan yang
mungkin tidak didapatkan orang lain. Perjalanan kami menjadi mahasiswa adalah sebuah
kisah yang penuh cinta, yang di dalamnya kami menemukan
makna cinta, menemukan orang-orang yang kami cinta. Perjalanan kami
menjadi mahasiswa adalah sebuah panutan. Panutan bagi kami untuk menjalani hari-hari selepas sarjana. Untuk kami
pakai di dunia kerja nanti. Untuk kami pakai di masa tua nanti.
Saat ini, adalah hari terakhir kami menjadi mahasiswa, segenap permohonan maaf kami
sampaikan sebesar-besarnya atas ucapan, keputusan, tindakan, dan perilaku kami
yang kurang berkenan bagi Bapak/Ibu selama kami belajar di Universitas Atma
Jaya Yogyakarta. Kami juga memohon doa restu kepada bapak ibu agar kita kelak dapat
mengemban amanah menjaga nama baik almamater dan menjadi sarjana yang berguna
bagi nusa dan bangsa. Untuk teman-teman wisudawan-wisudawati, marilah kita
singsingkan lengan baju kita dan terus berdoa untuk kesuksesan karir dan kehidupan
kita di masa depan serta untuk kemajuan Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Terimakasih Universitas Atma Jaya Yogyakarta dengan segala
kenangan yang ada di sini.
Aku bangga, aku bangga, aku
bangga bersamamu, Atma Jaya Yogyakarta
Yogyakarta, 31 Mei 2014
Salam hangat
Astri Asih, S.Si.
Pidatomu keren banget Astri! Hahaha. Sukses dan semangat ya dalam perjalanan hidup yg baru :)
ReplyDeletehahaha. itu yang ngarang bertiga mar, aku, aditya fendy, sama abdulloh khudry
ReplyDeletesukses juga buat kamu, Martha Florencia Endika, S.Si.
Well well very well. Dari penyusunan dan pilihan katanya sudah merefleksikan "Sang Terbaik". Hahaha. Terus semangat menyongsong masa depan ya, kini babak baru telah dimulai. Congratulation
ReplyDeletewahha. terimakasih banyak. sukses buat kita semua :)
ReplyDeleteas,,aku mbebes mili baca ini,,,hhuhuhu
ReplyDeletebesok kalau aku nikah kau pidato juga ya,,lhohh lhoh
*kasih tisu*
ReplyDeletewaduuuh. kalo pas kamu nikahan aku yang pidato, nanti aku yang nangis sef hahahaaaa
Waaaa~ aku terhura bacanya mbak :3
ReplyDeleteJoss lah mbak Astri!! Tetap semangat mbak~
iyaaaa. semangat ya adeee. sukses buat kuliahnya :) Salam S.Si hahahaa
ReplyDelete